Otoritas kesehatan Arab Saudi memberikan imbauan penting bagi jemaah haji 2025. Mereka diminta untuk rajin menggunakan payung guna melindungi diri dari sengatan matahari dan panas ekstrem yang diperkirakan masih akan meningkat.
Langkah ini dinilai efektif mengurangi risiko terkena heatstroke atau sengatan panas. Kementerian kesehatan Arab Saudi menekankan pentingnya perlindungan dari paparan sinar UV matahari.
Arab Saudi Desak Jemaah Haji 2025 Gunakan Payung
Berdasarkan laporan Gulf News, payung terbukti mampu melindungi hingga 64-92 persen dari paparan sinar UV yang berbahaya. Ini sangat signifikan mengurangi risiko kulit terbakar.
Selain itu, penggunaan payung juga dapat menurunkan suhu udara sekitar hingga delapan derajat Celcius. Suhu yang lebih rendah ini memberikan kenyamanan ekstra saat beribadah di Mekkah.
Selain penggunaan payung, jemaah haji juga disarankan untuk cukup minum air putih. Hal ini penting untuk mencegah dehidrasi, terutama di tengah cuaca panas ekstrem.
Musim Haji Menuju Bulan-Bulan Lebih Dingin
Ibadah haji 2025 merupakan haji terakhir yang jatuh pada musim panas yang ekstrem. Kondisi cuaca panas serupa diperkirakan baru akan terjadi lagi 16 tahun mendatang.
Mulai tahun 2026, seiring pergeseran kalender lunar Islam, musim haji akan berangsur-angsur bergeser ke bulan-bulan yang lebih dingin di Arab Saudi. Ini akan dimulai dari musim semi hingga musim dingin.
Hingga Rabu, 21 Mei 2025, tercatat 133.551 jemaah haji Indonesia telah tiba di Arab Saudi. Dari jumlah tersebut, 29.066 jemaah merupakan lansia.
Sebanyak 101.517 jemaah haji telah sampai di Makkah. Sebagian besar jemaah fokus pada ibadah umrah wajib, salah satu syarat haji.
Saat ini, suhu di Makkah terpantau cukup ekstrem, mencapai 40-43 derajat Celcius pada siang hari. PPIH pun mengimbau jemaah untuk membatasi aktivitas di luar ruangan pada siang hari.
Lindungi Diri dari Panas Ekstrem
Cuaca panas ekstrem dapat membahayakan kesehatan, terutama bagi jemaah lansia dan jemaah dengan penyakit penyerta. Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Agama, Akhmad Fauzin.
Jika jemaah harus beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, disarankan untuk selalu menggunakan pelindung kepala dan membawa air minum yang cukup. Aktivitas fisik yang berlebihan juga harus dihindari.
Selain payung, jemaah juga dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri lainnya, seperti masker, topi, dan semprotan air. Ini membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo, sebelumnya juga memberikan imbauan. Ia meminta jemaah yang baru tiba di Makkah untuk beristirahat minimal 4-5 jam di hotel sebelum melaksanakan umrah wajib.
Tujuannya adalah untuk memastikan kondisi fisik jemaah haji dalam keadaan prima sebelum menjalankan ibadah. Istirahat yang cukup sangat penting untuk menghindari kelelahan dan menjaga kesehatan.
Jemaah Lansia: Jaga Ritme Aktivitas
Jemaah lansia khususnya diimbau untuk menjaga ritme aktivitas mereka. Jangan memaksakan diri untuk selalu beribadah di Masjidil Haram jika kondisi tubuh tidak memungkinkan.
Lebih baik beristirahat di hotel dan melaksanakan ibadah salat di masjid yang terdapat di hotel. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo.
Puncak ibadah haji akan berlangsung pada 9 Dzulhijjah 1446 H, diperkirakan jatuh pada 5 Juni 2025. Ibadah ini meliputi wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan lempar jumrah di Mina.
Liliek berharap seluruh jemaah haji Indonesia, baik lansia maupun muda, tetap sehat hingga pelaksanaan ibadah haji selesai. Kesehatan yang prima menjadi kunci kelancaran ibadah haji.
Dengan memperhatikan imbauan dari otoritas kesehatan Arab Saudi dan PPIH, diharapkan jemaah haji 2025 dapat menjalankan ibadah dengan aman dan nyaman, meskipun di tengah cuaca panas ekstrem. Persiapan yang matang dan menjaga kesehatan menjadi kunci utama keberhasilan ibadah haji.