Kampung Batik AI Cirebon: Inovasi Canggih, Ramah Lingkungan

Kampung Batik AI Cirebon: Inovasi Canggih, Ramah Lingkungan
Sumber: Kompas.com

Cirebon, Jawa Barat, kini memiliki Kampung Batik AI, sebuah inisiatif inovatif yang memadukan tradisi batik dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Langkah ini merupakan kolaborasi antara Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) dan Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB), sebagai respon terhadap perkembangan teknologi AI yang semakin merambah ke industri kreatif. Kampung Batik AI diharapkan menjadi terobosan baru dalam pelestarian budaya batik dan transformasi digitalnya.

Teknologi AI, meskipun menghadirkan perubahan signifikan, tidak perlu menjadi ancaman bagi tradisi. Ketua Umum APPBI, Komarudin Kudiya, menekankan pentingnya memastikan teknologi memperkuat, bukan menggantikan, budaya. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan perajin batik, bukan menggantikan peran mereka.

AI sebagai Mitra, Bukan Pengganti Perajin Batik

Pelatihan di Kampung Batik AI memperkenalkan perajin pada AI generatif. Para peserta mempelajari cara memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan motif batik inovatif tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi.

Simulasi desain menunjukkan kemampuan AI dalam menghasilkan puluhan motif dalam hitungan menit. Namun, proses batik tulis manual tetap diperlukan untuk menerjemahkan desain digital tersebut ke dalam kain batik.

Proses pembuatan batik tetap melibatkan sentuhan tangan manusia. Hal ini memastikan keaslian dan nilai seni batik tetap terjaga. Komarudin, yang juga dosen di beberapa kampus, menegaskan bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan pengganti perajin.

Lilis, seorang perajin dari Kecamatan Plered, Cirebon, berbagi pengalamannya. Ia mengaku sangat terbantu oleh AI dalam mencari ide motif batik baru. Namun, ia tetap menekankan pentingnya proses membatik manual untuk menjaga keaslian dan nilai seni batik.

Melejitkan Kreativitas dan Menjaga Tradisi

Kampung Batik AI tidak hanya tentang penggunaan teknologi. Inisiatif ini juga berfokus pada pelestarian tradisi dan peningkatan kreativitas perajin.

Dengan bantuan AI, perajin batik dapat bereksperimen dengan berbagai motif dan desain baru. Mereka tetap dapat berpegang pada teknik tradisional sekaligus mengeksplorasi potensi teknologi digital.

Pelatihan dan Pendampingan

APPBI dan YBJB berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan kepada para perajin. Hal ini bertujuan untuk memastikan mereka dapat memanfaatkan teknologi AI secara efektif dan efisien.

Pendampingan teknis meliputi pelatihan penggunaan perangkat lunak desain dibantu AI serta pemahaman konsep desain batik kontemporer.

Menuju Ekosistem Batik Digital yang Berkelanjutan

Peluncuran Kampung Batik AI merupakan langkah awal dari rencana yang lebih besar. APPBI dan YBJB berencana menyelenggarakan Pameran Batik AI pada Agustus 2025 di Bandung.

Pameran tersebut akan menampilkan karya-karya batik yang tercipta melalui kolaborasi antara perajin dan teknologi AI. Rencananya, buku “Revolusi Batik AI” karya Komarudin Kudiya juga akan diluncurkan. Buku ini mendokumentasikan proses, tantangan, dan refleksi kultural atas integrasi AI dalam dunia batik.

YBJB menargetkan setiap kota di Jawa Barat memiliki pusat inovasi batik digital berbasis komunitas. P3BC juga menyatakan komitmennya dalam memberikan pelatihan lanjutan dan pendampingan teknis kepada para perajin.

Penandatanganan komitmen bersama antar lembaga menandai kolaborasi jangka panjang dalam membangun ekosistem batik digital yang inklusif dan adaptif. Kampung Batik AI di Cirebon menjadi bukti nyata bagaimana tradisi dan teknologi dapat berjalan beriringan, menciptakan peluang baru bagi pelestarian budaya dan kemajuan ekonomi kreatif di Indonesia. Cirebon tidak hanya mempertahankan posisinya sebagai pusat batik tradisional, tetapi juga bertransformasi menjadi pionir integrasi budaya dan teknologi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *