Ketegangan di Timur Tengah meningkat tajam, menyeret Iran dan Israel ke ambang perang terbuka. Pertanyaan besar pun muncul: jika kedua negara ini bertempur habis-habisan, siapa yang akan menang?
Analisis kekuatan militer kedua negara menunjukkan pertarungan sengit antara kuantitas dan kualitas, strategi asimetris dan teknologi mutakhir.
Kekuatan Militer Iran vs. Israel: Peringkat Global dan Realita di Lapangan
Berdasarkan data Global Firepower (GFP) 2025, Israel berada di peringkat ke-15 dan Iran di peringkat ke-16 dari 145 negara. Namun, peringkat ini hanyalah gambaran permukaan.
Pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut serangan akan berlanjut, menargetkan program nuklir Iran, semakin menegaskan keseriusan konflik ini.
Perbandingan Sumber Daya Manusia dan Anggaran Pertahanan
Iran memiliki keunggulan jumlah personel aktif, mencapai 610.000 prajurit (termasuk IRGC) dan 350.000 cadangan. Angka ini jauh lebih besar dari personel militer Israel yang berjumlah 169.500 aktif dan 465.000 cadangan.
Namun, Israel unggul jauh dalam hal anggaran pertahanan. Pada tahun 2024, Israel menggelontorkan dana sebesar US$46,5 miliar, jauh melampaui anggaran pertahanan Iran yang hanya sekitar US$15 miliar (bahkan sempat turun menjadi US$7,9 miliar akibat sanksi).
Anggaran besar Israel memungkinkan akuisisi dan pengembangan teknologi pertahanan tercanggih, sebuah keunggulan yang tidak dimiliki Iran.
Dominasi Udara dan Keunggulan Teknologi
Angkatan Udara Israel (IAF) mengoperasikan 611 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35 dan pesawat modern lainnya seperti F-16 dan helikopter Apache. Keunggulan teknologi ini sangat signifikan.
Sebaliknya, Angkatan Udara Iran sebagian besar mengandalkan jet tempur era Perang Dingin seperti MiG-29 dan F-14A Tomcat. Sanksi internasional telah menghambat modernisasi armada udara mereka.
Perbedaan kualitas pesawat tempur kedua negara sangat mencolok. Pesawat Israel jauh lebih unggul dan modern dibandingkan pesawat Iran.
Perang Asimetris: Rudal dan Sistem Pertahanan
Iran mungkin mengandalkan strategi perang asimetris, termasuk rudal balistik, untuk melawan keunggulan teknologi Israel. Namun, Israel juga memiliki sistem pertahanan rudal canggih seperti Iron Dome.
Kesimpulannya, meski Iran memiliki keunggulan jumlah personel, Israel memiliki keunggulan teknologi dan anggaran pertahanan yang signifikan. Hasil perang hipotetis antara kedua negara akan sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk strategi, taktik, dan situasi di lapangan. Pertempuran ini akan menjadi pertarungan antara kuantitas dan kualitas, strategi asimetris melawan teknologi canggih.