Cak Imin Bongkar! Pesantren Palsu Jabar & Kasus Kekerasan Seksual

Cak Imin Bongkar! Pesantren Palsu Jabar & Kasus Kekerasan Seksual
Sumber: Kompas.com

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, baru-baru ini menyoroti maraknya pesantren palsu di Jawa Barat. Pernyataan ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kekerasan seksual yang terjadi di sejumlah lembaga pendidikan agama tersebut.

Cak Imin mengungkapkan keprihatinannya saat membuka International Conference of the Transformation of Pesantren di Jakarta. Ia menekankan betapa banyaknya pesantren yang tidak menjalankan amanah pendidikan agama dengan baik, justru menjadi tempat terjadinya pelanggaran serius.

Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Pesantren Jawa Barat

Tingginya kasus kekerasan seksual di beberapa pesantren di Jawa Barat menjadi perhatian serius Cak Imin. Ia menilai hal ini sebagai indikator adanya masalah sistemik yang perlu ditangani segera.

Cak Imin tidak ragu menyebut pesantren yang terbukti terlibat kasus kekerasan seksual sebagai “pesantren palsu”. Baginya, lembaga pendidikan seperti pesantren seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi para santri, bukannya tempat terjadinya tindak kekerasan.

Sebagai bentuk komitmen untuk mengatasi masalah ini, Cak Imin telah membentuk satuan tugas khusus. Satuan tugas ini akan dipimpin oleh Bu Nyai Hindun Anisah dan bertugas menangani kasus kekerasan seksual di pesantren.

Langkah Konkret PKB dalam Memberantas Pesantren Palsu

Selain membentuk satuan tugas, Cak Imin juga berencana melakukan razia di berbagai pesantren, khususnya di Jawa Barat. Razia ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menindak tegas pesantren-pesantren yang terbukti melakukan pelanggaran, termasuk kasus kekerasan seksual.

Cak Imin menekankan bahwa kekerasan seksual merupakan dosa besar bagi sebuah pesantren. Selain kekerasan seksual, perundungan dan intoleransi juga dianggap sebagai pelanggaran serius yang harus diberantas.

Dalam konteks yang lebih luas, Cak Imin menilai pesantren harus berperan aktif dalam perubahan sosial, tidak hanya sebagai penonton pasif. Pesantren perlu menjadi pelopor perubahan dan pembangunan bangsa.

Transformasi Pesantren Menuju Era Modern

International Conference on the Transformation of Pesantren (ICTP) yang diselenggarakan pada 24-26 Juni 2025 di Jakarta dihadiri oleh 300 perwakilan pesantren. Konferensi ini bertujuan untuk membahas transformasi pesantren agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

Cak Imin berharap konferensi ini menghasilkan dua hal utama: perbaikan sistem dan cara kerja pesantren yang selama ini dianggap sulit beradaptasi dengan dunia modern dan rekomendasi kepada pemerintah terkait perbaikan sistem pesantren, termasuk revisi UU Pendidikan dan UU Pesantren.

Konferensi ini diharapkan mampu menjadi momentum perubahan bagi pesantren di Indonesia. Para peserta diharapkan dapat berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan berkualitas bagi para santri.

Perbaikan sistem dan adaptasi terhadap perkembangan zaman sangat penting untuk mencegah munculnya ‘pesantren palsu’ dan kasus kekerasan seksual di masa mendatang. Pencegahan dan penegakan hukum yang tegas menjadi kunci utama dalam mewujudkan pesantren yang bermartabat dan aman.

Dengan langkah-langkah yang komprehensif dan kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, diharapkan problematika yang terjadi di beberapa pesantren dapat diatasi dan tercipta sistem pendidikan agama yang lebih baik dan terbebas dari tindakan kekerasan dan pelanggaran hukum lainnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *