Di tahun 2025, tumpukan ponsel dan kabel bekas di laci rumah mungkin sudah menjadi pemandangan biasa. Namun, “kuburan sirkuit” ini menyimpan potensi berharga yang seringkali terabaikan.
Di balik perangkat elektronik usang tersebut tersimpan logam dan mineral berharga, termasuk emas. Penelitian terbaru menunjukkan metode ekstraksi emas yang lebih ramah lingkungan dan efisien dari limbah elektronik.
Harta Karun Tersembunyi di Sampah Elektronik
Setiap ponsel dan kabel bekas mengandung sejumlah kecil logam mulia, termasuk emas. Satu papan sirkuit cetak diperkirakan mengandung sekitar 200–900 miligram emas per kilogram.
Ekstraksi emas dari limbah elektronik secara tradisional menggunakan metode yang padat karya dan berbahaya, melibatkan bahan kimia beracun seperti sianida dan merkuri. Metode ini berisiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Revolusi Ekstraksi Emas Ramah Lingkungan
Peneliti di Flinders University, Australia, telah mengembangkan metode baru untuk mengekstraksi dan mendaur ulang emas dari limbah elektronik. Metode ini jauh lebih aman dan berdampak lingkungan lebih rendah.
Mereka menggunakan asam trikloroisosianurat, senyawa berkelanjutan yang umum digunakan dalam disinfeksi air, sebagai reagen pelindian. Proses ini tidak bergantung pada bahan kimia berbahaya.
Proses ini melibatkan dua tahap utama. Pertama, emas dilarutkan menggunakan asam trikloroisosianurat yang diaktifkan oleh air garam. Kedua, emas yang terlarut diikat ke polimer kaya sulfur yang dirancang khusus untuk menangkap emas secara selektif.
Setelah emas diekstraksi, polimer tersebut dapat terurai, melepaskan emas murni yang siap didaur ulang. Metode ini telah diuji dan terbukti efektif mengekstraksi emas dari sampah elektronik dan bijih bekas.
Potensi dan Tantangan Mendaur Ulang Sampah Elektronik
Dunia menghasilkan sekitar 62 juta ton sampah elektronik pada tahun 2022, angka yang meningkat pesat. Metode ekstraksi emas yang ramah lingkungan ini memiliki potensi besar dalam mengurangi dampak lingkungan dari pembuangan sampah elektronik.
Peneliti saat ini berkolaborasi dengan perusahaan pertambangan dan daur ulang untuk menguji metode ini dalam skala lebih besar. Penerapan metode ini secara luas dapat mengurangi pencemaran dan meningkatkan keberlanjutan pasokan emas.
Meskipun metode baru ini menjanjikan, masyarakat juga dapat berkontribusi dengan mendaur ulang sampah elektronik melalui pusat daur ulang resmi. Banyak tempat barang bekas juga menerima perangkat elektronik bekas dan memberikan imbalan finansial.
Organisasi nirlaba seperti Goodwill juga berperan dalam daur ulang elektronik, memisahkan komponen dan menjualnya ke perusahaan daur ulang. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan daur ulang sampah elektronik.
Penemuan metode ekstraksi emas yang ramah lingkungan ini membuka peluang besar untuk pengelolaan sampah elektronik yang lebih berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara peneliti, industri, dan masyarakat, kita dapat mengurangi dampak lingkungan negatif dari limbah elektronik dan sekaligus memanfaatkan sumber daya berharga yang tersimpan di dalamnya. Ini bukan hanya tentang emas, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih hijau dan bertanggung jawab.
									
													




