Negara-negara anggota BRICS mengecam keras serangan militer terhadap Iran yang terjadi sejak pertengahan Juni 2025. Serangan ini dinilai sebagai pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB. Pernyataan kecaman tersebut disampaikan dalam deklarasi bersama di sela-sela KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil. Ketegangan di Timur Tengah meningkat tajam pasca serangan tersebut.
Serangan yang dilakukan Israel menargetkan sejumlah situs penting di Iran, termasuk fasilitas militer, nuklir, dan infrastruktur sipil. Akibatnya, ratusan warga sipil Iran tewas dan ribuan lainnya luka-luka. Iran membalas dengan serangan rudal dan pesawat nirawak ke wilayah Israel, juga mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka.
BRICS Kutuk Pelanggaran Hukum Internasional
Para pemimpin BRICS menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Mereka menekankan bahwa stabilitas regional hanya dapat dicapai melalui jalur damai, bukan kekerasan.
Deklarasi tersebut secara tegas mengutuk serangan militer terhadap Iran sebagai pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB. Angka korban jiwa yang tinggi akibat serangan tersebut semakin memperkuat kecaman tersebut.
Dampak Serangan dan Gencatan Senjata
Serangan militer tersebut menyebabkan sedikitnya 935 orang tewas dan lebih dari 5.300 lainnya luka-luka di Iran, menurut data Kementerian Kesehatan Iran. Di sisi lain, serangan balasan Iran menyebabkan sedikitnya 29 orang tewas dan lebih dari 3.400 luka-luka di Israel, berdasarkan laporan Universitas Ibrani Yerusalem.
Konflik yang berlangsung hampir dua pekan akhirnya dihentikan melalui kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat. Gencatan senjata tersebut mulai berlaku pada 24 Juni 2025.
Seruan BRICS untuk Perdamaian dan Peran PBB
BRICS juga menyampaikan kekhawatiran serius terhadap potensi bahaya yang mengancam fasilitas nuklir damai di Iran yang diawasi oleh IAEA. Mereka mendesak perlindungan infrastruktur sipil dan keselamatan warga sipil.
Dalam deklarasi tersebut, BRICS kembali menyatakan dukungan terhadap upaya diplomatik untuk menyelesaikan masalah regional. Mereka mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah nyata dalam merespon situasi ini. BRICS, yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, dan Indonesia, serta anggota baru lainnya, menegaskan komitmennya pada penyelesaian damai konflik.
BRICS percaya bahwa stabilitas di Timur Tengah hanya dapat tercapai melalui dialog dan negosiasi. Organisasi ini menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi dan berkomitmen untuk mencari solusi damai yang berkelanjutan. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya peran internasional dalam menjaga perdamaian dan keamanan global. Semoga gencatan senjata yang telah disepakati dapat bertahan dan membuka jalan bagi penyelesaian konflik yang adil dan berkelanjutan.