Harga emas dunia mengalami penurunan signifikan pada Rabu waktu Amerika Serikat, merosot lebih dari 1%. Penurunan ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk penguatan dolar AS dan sentimen positif seputar negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kondisi ini menunjukkan dinamika pasar emas yang dipengaruhi oleh berbagai faktor global.
Harga emas spot anjlok 1,1% menjadi US$ 3.390,26 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS juga mengalami penurunan 0,7% ke level US$ 3.399,1 per ons. Pergerakan ini mencerminkan respon pasar terhadap perkembangan ekonomi dan politik terkini.
The Fed Mempertahankan Suku Bunga, Menyorot Risiko Ekonomi
Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan Rabu. Keputusan ini mengisyaratkan bahwa The Fed masih berhati-hati dalam merespon ketidakpastian ekonomi yang meningkat.
The Fed menegaskan bahwa mereka belum terburu-buru untuk memangkas suku bunga. Namun, mereka juga mengakui peningkatan risiko terhadap dua mandat utamanya, yaitu pengangguran dan inflasi.
Pernyataan The Fed menyebutkan bahwa ketidakpastian mengenai prospek ekonomi semakin meningkat. Komite menilai risiko meningkatnya pengangguran dan inflasi juga semakin besar.
Konsensus pasar saat ini memperkirakan tidak akan ada pemangkasan suku bunga sebelum bulan Juli. Suku bunga tinggi umumnya memberikan tekanan pada harga emas karena emas tidak menghasilkan imbal hasil bunga.
Negosiasi Perdagangan AS-Tiongkok Menimbulkan Harapan Baru
Menteri Keuangan AS dan Kepala Negosiator Perdagangan AS dijadwalkan bertemu dengan pejabat ekonomi tinggi Tiongkok di Swiss pada akhir pekan. Pertemuan ini dipandang sebagai upaya untuk memulai dialog guna menyelesaikan perang dagang yang telah mengganggu ekonomi global.
Pertemuan antara pejabat AS dan Tiongkok ini dianggap sebagai langkah positif dalam meredakan ketegangan perdagangan. Hal ini berpotensi meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi ketidakpastian di pasar.
“AS dan Tiongkok secara formal mencoba memulai dialog mengenai tarif, memicu optimisme di pasar berisiko,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities. Optimisme ini turut mempengaruhi harga emas.
Harga Emas Meningkat Tajam di Awal Tahun 2025
Harga emas, yang seringkali berfungsi sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakstabilan geopolitik, telah meningkat secara signifikan. Sepanjang tahun 2025 hingga saat ini, harga emas telah naik hampir 30%.
Bank of America memprediksi harga emas akan terus meningkat pada paruh kedua tahun 2025. Mereka bahkan memperkirakan harga emas berpotensi mencapai US$ 4.000 per ons.
Data resmi menunjukkan bank sentral Tiongkok menambah cadangan emasnya untuk bulan keenam berturut-turut pada bulan April. Hal ini menunjukkan kepercayaan terhadap emas sebagai aset investasi yang aman.
Peningkatan signifikan harga emas pada awal tahun ini menjadi bukti perannya sebagai aset safe haven. Ketidakpastian ekonomi global dan geopolitik seringkali mendorong investor untuk mencari perlindungan di aset seperti emas.
Meskipun mengalami penurunan pada Rabu lalu, tren kenaikan harga emas sepanjang tahun 2025 tetap signifikan. Perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter akan terus mempengaruhi harga emas ke depan. Investor perlu mencermati berbagai faktor tersebut untuk pengambilan keputusan investasi yang tepat.