Setelah 12 hari pertempuran udara sengit, Iran dan Israel sepakat untuk gencatan senjata. Konflik yang dimulai dengan serangan udara besar-besaran Israel ini berdampak signifikan, termasuk penutupan sebagian wilayah udara Iran.
Kini, Iran mulai membuka kembali akses wilayah udaranya, khususnya di bagian timur. Langkah ini menandai babak baru pasca-konflik yang menegangkan kedua negara tersebut.
Pembukaan Kembali Wilayah Udara Timur Iran
Pengumuman pembukaan kembali sebagian wilayah udara di Iran timur disampaikan oleh Kementerian Transportasi Iran pada Rabu, 25 Juni 2025. Hal ini terjadi sehari setelah gencatan senjata resmi berlaku.
Menurut juru bicara Kementerian Transportasi, Majid Akhavan, pembukaan ini mencakup penerbangan internasional dan domestik, namun hanya untuk bandara-bandara yang terletak di wilayah timur Iran.
Bandara Mashhad, yang dilaporkan menjadi target serangan militer Israel, termasuk dalam daftar bandara yang telah dibuka kembali. Selain itu, bandara Chabahar, Zahedan, dan Jask juga kembali beroperasi.
Akhavan menambahkan bahwa bandara-bandara di wilayah lain Iran, termasuk Teheran, masih ditutup untuk sementara. Belum ada pengumuman resmi kapan wilayah udara lainnya akan kembali dibuka.
Dampak Konflik dan Klaim Kemenangan
Konflik udara selama 12 hari antara Iran dan Israel menimbulkan dampak luas, termasuk penutupan wilayah udara dan gangguan penerbangan.
Baik Iran maupun Israel sama-sama mengklaim kemenangan meskipun telah menyepakati gencatan senjata. Pernyataan-pernyataan yang saling bertolak belakang ini menunjukkan betapa kompleksnya situasi politik di kawasan tersebut.
Kepala staf militer Israel, Eyal Zamir, mengungkapkan bahwa pasukan komando Israel telah melakukan operasi rahasia di dalam wilayah Iran selama konflik tersebut.
Zamir menyatakan bahwa operasi rahasia ini memberikan Tel Aviv kebebasan aksi operasional yang signifikan. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari pihak Iran terkait pernyataan tersebut.
Analisis Situasi Pasca-Gencatan Senjata
Gencatan senjata antara Iran dan Israel menandai berakhirnya pertempuran udara yang intens. Namun, tensi geopolitik di kawasan tersebut masih tinggi.
Pembukaan kembali sebagian wilayah udara Iran dapat diinterpretasikan sebagai upaya untuk memulihkan aktivitas ekonomi dan penerbangan. Namun, penutupan sementara beberapa bandara lainnya menunjukkan bahwa situasi belum sepenuhnya stabil.
Pernyataan dari kepala staf militer Israel tentang operasi rahasia di dalam wilayah Iran menunjukkan bahwa konflik mungkin memiliki dimensi yang lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan.
Ke depan, penting untuk memantau perkembangan situasi politik dan keamanan di kawasan tersebut. Pernyataan-pernyataan resmi dari kedua belah pihak akan menjadi kunci untuk memahami dinamika hubungan Iran-Israel pasca-gencatan senjata.
Situasi ini menuntut kewaspadaan dan analisis yang cermat dari berbagai pihak. Langkah selanjutnya dari kedua negara akan menentukan arah hubungan bilateral mereka di masa mendatang dan dampaknya terhadap stabilitas regional.