Kualitas udara Jakarta kembali menjadi sorotan pada Senin, 30 Juni 2025. Pemantauan pagi hari menunjukkan angka Indeks Kualitas Udara (AQI) yang mengkhawatirkan, menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kesehatan warga Jakarta. Kondisi ini mendesak perhatian dan tindakan nyata untuk memperbaiki kualitas udara ibukota.
Tingginya angka polusi udara di Jakarta bukan hanya masalah setempat. Jakarta menempati peringkat kedua dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk, berdasarkan data IQAir. Hal ini menunjukkan urgensi penanganan masalah polusi udara yang menyeluruh dan berkelanjutan.
Kualitas Udara Jakarta: Tidak Sehat dan Berbahaya
Pada pukul 06.00 WIB, AQI Jakarta mencapai angka 158, masuk kategori tidak sehat. Angka ini khususnya berbahaya bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.
Konsentrasi PM2.5 tercatat 65 mikrogram per meter kubik. Nilai ini jauh melampaui batas aman yang direkomendasikan WHO, menunjukkan tingkat polusi udara yang sangat signifikan.
Kampala, Uganda, mencatat AQI tertinggi di dunia pada hari yang sama, dengan angka 173. Medan, Indonesia juga masuk daftar kota dengan kualitas udara terburuk, berada di peringkat keempat.
Faktor Penyebab Polusi Udara Jakarta
Emisi kendaraan bermotor menjadi penyumbang utama polusi udara Jakarta. Peningkatan jumlah kendaraan setiap tahunnya memperparah masalah, terutama pada jam sibuk.
Aktivitas industri juga berperan besar. Asap dan limbah industri yang tidak terkontrol melepaskan polutan berbahaya ke atmosfer. Penegakan hukum yang tegas sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini.
Kondisi cuaca juga berpengaruh. Cuaca kering dan minimnya curah hujan menyebabkan akumulasi polutan. Sebaliknya, hujan dapat membantu membersihkan udara.
Dampak Kesehatan dan Upaya Pemerintah
Polusi udara berdampak buruk pada kesehatan, terutama kelompok rentan. Gangguan pernapasan seperti asma dan bronkitis dapat muncul akibat paparan polusi udara.
Risiko penyakit jantung dan stroke juga meningkat. Partikel PM2.5 dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan risiko pembekuan darah.
Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kanker paru-paru. Zat kimia berbahaya dalam polusi udara merusak sel paru-paru, memicu pertumbuhan sel kanker. Pencegahan dan perlindungan diri sangat penting.
Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas udara melalui berbagai langkah. Standar emisi kendaraan diperketat, dengan sanksi bagi yang melanggar.
Penggunaan transportasi umum dan kendaraan ramah lingkungan didorong. Pembangunan infrastruktur transportasi umum serta insentif untuk kendaraan listrik menjadi bagian dari strategi ini.
Penghijauan kota juga digalakkan. Penanaman pohon untuk menyerap polutan dan menghasilkan oksigen. Partisipasi masyarakat dalam program penghijauan sangat dibutuhkan.
Upaya pemerintah ini perlu ditingkatkan dan didukung oleh kesadaran masyarakat. Perubahan perilaku dan komitmen bersama sangat penting untuk menciptakan Jakarta yang lebih bersih dan sehat. Hanya dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah dan warga, masalah polusi udara dapat diatasi secara efektif dan berkelanjutan.
