Kisah Inspiratif: Badru Dakwah, Pencopet Ponselnya Tersentuh

Kisah Inspiratif: Badru Dakwah, Pencopet Ponselnya Tersentuh
Sumber: Kompas.com

Muhammad Badru, atau yang dikenal sebagai Badru Kepiting, seorang penyandang disabilitas, menjadi korban pencopetan pada Senin, 9 Juni 2025, pukul 02.00 WIB. Kejadian ini terjadi saat Badru dalam perjalanan pulang dari Kalideres, Jakarta Barat, menuju Kota Bumi, Kota Tangerang.

Badru menaiki angkutan kota (angkot) dan menyimpan ponsel ZTE Blade A35 serta uang tunai Rp 50.000 di dalam tas selempang yang berada di dalam ranselnya. Dua pria tak dikenal turut berada di dalam angkot tersebut.

Pencopetan di Angkutan Umum

Setelah sampai tujuan dan berganti menggunakan ojek pangkalan, Badru menyadari kehilangan ponsel, uang, dan tas selempangnya. Barang-barang tersebut telah raib dari dalam ranselnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan kronologi kejadian. Ia menyebutkan bahwa satu unit handphone ZTE Blade A35, uang tunai Rp 50.000, dan tas selempang milik Badru telah hilang.

Ibunda Badru, BY, melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada Senin malam. Laporan tersebut terdaftar dengan nomor LP/B/3919/VI/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

Berkat laporan tersebut, Unit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap dua pelaku, AY (51) dan A (40), di Jalan Halim Perdana Kusuma, Kota Tangerang, pada Selasa, 10 Juni 2025. Kedua pelaku dijerat dengan Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal tujuh tahun.

Pertemuan Badru dan Pelaku

Pada Rabu, 11 Juni 2025, polisi mempertemukan Badru dengan AY di Polda Metro Jaya. Momen pertemuan tersebut direkam dan diunggah oleh akun Instagram @resmob_pmj.

Badru terlihat kesal dan menanyakan alasan pelaku mencuri. AY menjawab karena tidak memiliki uang untuk makan.

Dakwah dan Nasihat dari Badru

Alih-alih marah terus menerus, Badru justru memberikan nasihat kepada AY. Ia menekankan pentingnya berdoa kepada Allah dan menghindari perbuatan tercela seperti mencuri.

Badru mengingatkan bahwa mencuri adalah dosa dan memiliki konsekuensi di akhirat. Ia juga memberikan pesan agar AY rajin beribadah dan mengaji.

Meskipun awalnya tampak kesal, Badru akhirnya memaafkan AY. Namun, ia menekankan agar AY tidak mengulangi perbuatannya. Badru juga menggambarkan konsekuensi perbuatan pelaku di akhirat berdasarkan ajaran agama.

Pertemuan tersebut menunjukkan sikap Badru yang memaafkan dan memberikan nasihat agama kepada pelaku pencuriannya. Sikap ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya memaafkan dan memberikan kesempatan kedua. Kasus ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan keamanan pribadi.

Kejadian ini menyoroti pentingnya keamanan di angkutan umum dan juga menunjukkan sisi lain dari Badru Kepiting, yaitu sebagai sosok yang penyabar dan pemaaf, bahkan menasehati pencurinya dengan nilai-nilai keagamaan. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

Pos terkait