Lebih dari 23.000 jemaah haji Indonesia telah kembali ke Tanah Air sejak fase pemulangan pertama pada 11 Juni 2025. Pemerintah tetap memberikan perhatian penuh kepada para jemaah, bahkan setelah mereka kembali berkumpul bersama keluarga.
Meskipun telah menyelesaikan ibadah haji, kesehatan jemaah tetap menjadi prioritas utama. Imbauan penting pun disampaikan untuk memastikan pemulihan dan pencegahan masalah kesehatan pasca-perjalanan panjang.
Imbauan Kesehatan Pasca Haji
Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, dr. M Imran, mengajak para jemaah yang merasakan gejala sakit setelah pulang untuk segera memeriksakan diri.
Gejala seperti demam, batuk, atau sesak napas harus ditangani segera. Pemeriksaan di rumah sakit atau puskesmas terdekat sangat dianjurkan.
Jika gejala muncul kurang dari 14 hari setelah kepulangan dari Tanah Suci, segera periksa. Sampaikan riwayat perjalanan ibadah haji Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Menjaga kesehatan tetap penting menjelang dan setelah kepulangan. Keluarga di Tanah Air menantikan kepulangan jemaah dalam kondisi sehat.
Tantangan Cuaca Ekstrem di Tanah Suci
Makkah dan Madinah saat ini sedang mengalami puncak musim panas. Suhu udara mencapai angka yang sangat tinggi, menimbulkan tantangan tersendiri bagi jemaah.
Suhu di Makkah mencapai 45 derajat Celcius, sementara di Madinah bahkan mencapai 47 derajat Celcius. Kelembapan udara yang rendah membuat suhu terasa lebih panas.
Cuaca ekstrem berdampak pada kesehatan jemaah haji. Bagi jemaah yang masih berada di Tanah Suci, menjaga kesehatan menjadi sangat krusial.
Langkah Antisipasi Cuaca Panas Ekstrem
Untuk mengantisipasi dampak cuaca panas ekstrem, dr. Imran memberikan beberapa imbauan penting kepada jemaah haji.
Istirahat yang cukup di hotel sangat dianjurkan. Hindari aktivitas yang terlalu menguras tenaga, seperti umroh sunnah berulang kali.
Hindari aktivitas di luar ruangan pada pukul 10.00-16.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Jika harus keluar, gunakan payung, semprotan wajah, dan bawa cukup air minum.
Minumlah air sedikit demi sedikit dan sering. Jangan menunggu haus baru minum.
Gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit. Hal ini sangat penting, terutama bagi mereka yang mengalami batuk dan pilek.
Jemaah dengan penyakit komorbid disarankan untuk beribadah di hotel. Berfokus pada ibadah yang tidak terlalu menguras tenaga, seperti tadarus Al-Quran atau zikir.
Jemaah lansia perlu didampingi saat beraktivitas di luar hotel. Pemeriksaan kesehatan rutin, minimal seminggu sekali, sangat disarankan.
Data Kesehatan Jemaah Haji 2025
Hingga saat ini, tercatat 72.100 jemaah haji telah mendapatkan layanan kesehatan. ISPA, hipertensi, diabetes, dan komplikasi menjadi kasus terbanyak.
Sebanyak 238 jemaah dirawat inap di rumah sakit Arab Saudi. Penyakit pneumonia, diabetes, dan jantung koroner menjadi penyakit utama yang menyebabkan rawat inap.
Jumlah jemaah haji yang wafat hingga hari ke-44 mencapai 275 orang. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Semoga para jemaah haji selalu diberikan kesehatan dan keselamatan. Semoga keberkahan ibadah haji membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi para jemaah haji dan keluarga mereka. Semoga kesehatan dan keselamatan selalu menyertai kita semua.