Perang singkat namun intens antara Israel dan Iran yang berlangsung selama 12 hari telah berakhir dengan gencatan senjata pada Selasa (24/6/2025). Namun, sebuah pengakuan mengejutkan muncul dari Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir. Ia mengungkapkan operasi rahasia pasukan komando Tel Aviv di dalam wilayah Iran selama konflik tersebut.
Pengungkapan ini menimbulkan pertanyaan baru tentang skala dan dampak sebenarnya dari perang tersebut. Pernyataan Zamir menandai pertama kalinya seorang pejabat tinggi Israel secara terbuka mengakui operasi militer di dalam wilayah Iran.
Operasi Rahasia di Jantung Iran
Menurut Zamir, pasukan komando Israel beroperasi secara rahasia di dalam wilayah Iran selama 12 hari tersebut. Mereka berhasil menguasai wilayah udara Iran dan beroperasi di lokasi-lokasi strategis yang telah ditentukan sebelumnya.
Keberhasilan operasi ini, menurut Zamir, merupakan hasil dari koordinasi dan strategi taktis yang cermat antara Angkatan Udara dan unit komando darat Israel. Operasi ini, katanya, memberikan Israel kebebasan aksi operasional yang signifikan.
Zamir menekankan bahwa operasi tersebut belum selesai dan Israel harus tetap waspada menghadapi tantangan yang akan datang. Pernyataan ini menyiratkan kemungkinan berlanjutnya aktivitas militer rahasia Israel di Iran meskipun gencatan senjata telah disepakati.
Klaim Kemenangan dari Kedua Belah Pihak
Baik Israel maupun Iran sama-sama mengklaim kemenangan setelah gencatan senjata diberlakukan. Perang yang dimulai pada 13 Juni lalu ini ditandai dengan serangan udara besar-besaran Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran.
Israel mengklaim serangan tersebut bertujuan mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang secara konsisten dibantah oleh Iran. Gencatan senjata mengakhiri pertempuran udara sengit yang berlangsung selama 12 hari.
Peran Amerika Serikat dan Tanggapan Teheran
Zamir menyampaikan ucapan terima kasih kepada Amerika Serikat atas dukungannya selama konflik. Ia menyebut tindakan AS sebagai “tepat, kuat, dan mengesankan”.
AS sendiri melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni, sehari sebelum gencatan senjata. Zamir menyatakan adanya komunikasi erat antara militer Israel dan AS selama operasi militer di Iran.
Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Teheran atas pernyataan mengejutkan Zamir mengenai operasi rahasia Israel di dalam wilayahnya. Keheningan Teheran ini menambah misteri seputar detail operasi rahasia tersebut dan implikasinya terhadap hubungan kedua negara ke depannya.
Perang 12 hari antara Israel dan Iran telah berakhir, namun pengakuan Zamir mengenai operasi rahasia pasukan komandonya di Iran membuka babak baru dalam dinamika geopolitik Timur Tengah. Keberhasilan operasi tersebut, meskipun belum dikonfirmasi secara independen, menunjukkan kemampuan militer Israel yang luar biasa. Namun, pernyataan ini juga meningkatkan ketegangan dan ketidakpastian mengenai masa depan hubungan Israel dan Iran, dan peran AS di dalamnya.