Retreat Kepala Daerah di Jatinangor: Senam Pagi Terlambat, Gerakan Kurang Kompak
Gelombang kedua retreat kepala daerah di Jatinangor, Jawa Barat, dimulai dengan kegiatan senam pagi pada Senin (23/6/2025). Namun, agenda yang dijadwalkan pukul 05.30 WIB mengalami keterlambatan sekitar 10 menit. Hal ini disebabkan beberapa peserta, khususnya kepala daerah yang lebih senior, membutuhkan waktu lebih lama untuk berkumpul.
Keterlambatan dan Kondisi Fisik Peserta
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, memberikan penjelasan terkait keterlambatan tersebut. Ia memaklumi hal ini mengingat usia beberapa kepala daerah yang sudah lanjut.
Meskipun demikian, Wamendagri mengapresiasi kedisiplinan para peserta yang tetap hadir dan mengikuti kegiatan. Para kepala daerah terlihat lelah karena agenda hari pertama yang padat, termasuk kegiatan perkenalan hingga larut malam.
Senam Pagi Bersama Praja IPDN
Senam pagi dilaksanakan di lapangan rektorat Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) bersama para praja. Para kepala daerah yang mengenakan seragam olahraga putih dan hitam terlihat kurang kompak dalam mengikuti gerakan instruktur.
Beberapa kepala daerah terlihat kesulitan mengikuti gerakan dengan tepat. Ada yang mengayunkan tangan ke kanan, sementara yang lain hanya menggelengkan kepala. Meskipun demikian, senam pagi merupakan bagian rutin dari agenda retreat.
Materi Retreat dan Peserta yang Hadir
Setelah senam pagi, para kepala daerah akan menerima materi pembekalan dari berbagai instansi pemerintahan. Materi hari kedua mencakup wawasan kebangsaan, geopolitik, dan nasionalisme yang disampaikan oleh Lembaga Ketahanan Nasional.
Sebanyak 86 kepala daerah dari total 93 yang terdaftar mengikuti retreat gelombang kedua ini. Tujuh kepala daerah tidak hadir, enam di antaranya karena alasan kesehatan, sedangkan satu kepala daerah lainnya berhalangan karena duka cita keluarga.
Detail Ketidakhadiran Kepala Daerah
Enam kepala daerah mengajukan permohonan untuk tidak mengikuti retreat karena alasan kesehatan. Sementara itu, Gubernur Papua Pegunungan, John Tabo, tidak dapat hadir karena ibunya meninggal dunia.
Retreat ini berlangsung selama lima hari, dari tanggal 22 Juni hingga 26 Juni 2025. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan wawasan para kepala daerah dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Kesimpulan
Retreat kepala daerah gelombang kedua di Jatinangor memberikan gambaran dinamika kegiatan pemerintahan. Meskipun terdapat sedikit kendala seperti keterlambatan senam pagi dan kekompakan gerakan yang kurang sempurna, kegiatan ini tetap berlangsung dengan lancar dan memberikan manfaat bagi para peserta. Kehadiran sebagian besar kepala daerah menunjukkan komitmen mereka untuk meningkatkan kualitas pemerintahan. Perhatian terhadap kondisi fisik dan kesehatan para peserta juga terlihat dari pemakluman Wamendagri terhadap keterlambatan yang terjadi. Semoga kegiatan ini menghasilkan output yang positif bagi pembangunan daerah di Indonesia.