Iran Luncurkan Rudal Sejjil ke Israel: Serangan Balik yang Memicu Ketegangan
Pada Rabu, 18 Juni 2025, Iran meluncurkan rudal Sejjil ke Israel. Ini merupakan serangan pertama kalinya Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menggunakan rudal balistik jarak menengah (MRBM) untuk menyerang Israel.
Serangan Rudal Sejjil: Kemampuan dan Dampak
IRGC mengklaim serangan tersebut sebagai bagian dari “Operasi ‘True Promise 3’”. Rudal Sejjil, yang digambarkan memiliki bahan bakar padat dan kemampuan jarak jauh hingga 2.000 km, memiliki hulu ledak 500–1.000 kg dan akurasi hingga 50 meter dari target. Kemampuannya untuk menghancurkan target dengan tepat, termasuk sistem pertahanan udara Israel, menjadikan rudal ini senjata yang sangat berbahaya.
Sistem pertahanan udara Israel menjadi salah satu target utama serangan rudal Sejjil. IRGC menyatakan bahwa serangan ini merupakan peringatan keras kepada Israel.
Respons Israel dan Peringatan Keras dari IRGC
Serangan rudal tersebut memicu sirene peringatan di beberapa wilayah Israel, terutama Tel Aviv. Tentara Israel mengimbau warga untuk segera berlindung di tempat aman. Gelombang serangan ini merupakan yang pertama dalam 18 jam.
IRGC melalui Kantor Berita Tasnim menyampaikan pesan ancaman yang keras kepada Israel. Mereka memberikan pilihan: menerima “kematian yang lambat” di tempat penampungan, atau melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari serangan terus-menerus.
Eskaalasi Konflik dan Ancaman Eskalasi Lebih Lanjut
Gambar-gambar yang beredar di media sosial memperlihatkan kepanikan warga Israel akibat serangan rudal tersebut. Rumah-rumah hancur dan kerusakan infrastruktur menjadi bukti nyata dari dahsyatnya serangan rudal Sejjil.
IRGC menegaskan bahwa serangan ini bukan yang terakhir dan akan berlanjut. Pernyataan tersebut meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih besar di kawasan tersebut. Situasi ini membutuhkan solusi diplomatik segera untuk mencegah dampak yang lebih buruk.
Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat tajam pasca serangan rudal Sejjil. Perkembangan selanjutnya akan menentukan arah konflik ini dan dampaknya bagi stabilitas regional. Dunia internasional perlu mengawasi situasi ini dengan seksama dan mendorong upaya perdamaian.
