Tragedi nahas menimpa rombongan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Tikus, Bengkulu. Kapal yang membawa mereka pulang ke Pantai Malabero tenggelam pada Minggu, 11 April 2024, sekitar pukul 16.00 WIB. Insiden ini mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia, menambah duka bagi keluarga dan masyarakat Bengkulu.
Kejadian ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan terkait keselamatan pelayaran wisata di daerah tersebut. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap penyebab pasti tenggelamnya kapal dan mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Korban Tewas dan Perawatan Medis
Tujuh orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut. Korban telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Hidayah dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu untuk keperluan autopsi dan perawatan jenazah.
Identitas korban yang meninggal dunia antara lain Riska Nurjanah (28) asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan; Ratna Kurniati (28) warga Kota Bengkulu; Tesya (20) warga Kabupaten Kepahiang, Bengkulu; Nesya (27) warga Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu; dan Arva Richi Dekry (29) warga Padang Utara, Sumatera Barat. Dua korban lainnya bernama Yunita dan Suantra, identitas lengkapnya masih dalam proses identifikasi.
Sebanyak 97 penumpang lainnya berhasil diselamatkan. Beberapa di antaranya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara dan RSHD karena mengalami luka dan trauma pasca-kejadian.
Kronologi Tenggelamnya Kapal Wisata
Kapal yang membawa 104 penumpang, terdiri dari 98 wisatawan, satu nahkoda, dan lima anak buah kapal (ABK), berangkat dari Pulau Tikus menuju Pantai Malabero. Namun, nahas menimpa mereka di tengah perjalanan.
Saat berada di perairan Pantai Malabero, mesin kapal dilaporkan mati. Kondisi ini membuat kapal rentan terhadap gelombang laut yang cukup tinggi.
Akibat mesin mati dan diterjang ombak, kapal mengalami kebocoran dan akhirnya tenggelam. Kecepatan respon tim penyelamat dan warga sekitar menjadi faktor krusial dalam upaya penyelamatan para penumpang.
Langkah-langkah Antisipasi dan Investigasi
Polresta Bengkulu, melalui Kasat Intel AKP Freddy Triandy Hutabarat, menyatakan bahwa data korban terus diperbarui. Proses evakuasi dan identifikasi korban masih berlangsung.
Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk menyelidiki penyebab utama kecelakaan, termasuk kondisi kapal, cuaca, dan prosedur keselamatan yang diterapkan.
Pemerintah daerah dan instansi terkait perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan pelayaran wisata di perairan Bengkulu. Hal ini untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa di masa mendatang dan menjamin keselamatan para wisatawan.
Selain itu, perlu adanya peningkatan pelatihan bagi para nahkoda dan ABK dalam menghadapi situasi darurat di laut, serta pengawasan yang lebih ketat terhadap kondisi kelaikan kapal wisata.
Langkah-langkah ini penting untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan wisatawan dalam menikmati keindahan Pulau Tikus dan destinasi wisata laut lainnya di Bengkulu.
Tragedi tenggelamnya kapal wisata di Bengkulu ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan kepatuhan terhadap prosedur keamanan di sektor pariwisata. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak dan langkah-langkah perbaikan dapat segera diimplementasikan untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali.