Menguak Misteri: Istilah Kunci Drakor The Haunted Palace

Menguak Misteri: Istilah Kunci Drakor The Haunted Palace
Sumber: Idntimes.com

Drama Korea “The Haunted Palace” (2025) telah mencuri perhatian pecinta drakor dengan cerita uniknya tentang kolaborasi shaman dan imugi dalam melindungi keluarga kerajaan dari hantu pendendam. Keberhasilan drakor ini di Korea Selatan, bahkan mencapai rating tertinggi 10,7%, menunjukkan daya tarik kuat cerita yang memadukan unsur mistis dan sejarah era Joseon. Keberadaan istilah-istilah unik dalam cerita tersebut pun menarik perhatian, membuat banyak penonton penasaran dengan makna di baliknya. Berikut penjelasan beberapa istilah penting dalam drakor “The Haunted Palace”:

Istilah-Istilah Kunci dalam Drakor “The Haunted Palace”

Drama “The Haunted Palace” memperkenalkan berbagai istilah unik yang terkait dengan dunia perdukunan dan mitologi Korea. Pemahaman terhadap istilah-istilah ini akan membantu penonton lebih menikmati dan memahami alur cerita yang kompleks. Berikut beberapa istilah penting yang perlu Anda ketahui:

Shaman dan Imugi: Tokoh Utama Penentu Jalan Cerita

Istilah “Shaman” dalam bahasa Korea mengacu pada dukun yang memiliki kemampuan supranatural. Dalam “The Haunted Palace,” Yeo Ri (Bona) dan Neop Deok (Gil Hae Yeon) adalah shaman yang berperan penting. Mereka mampu merasakan, melihat, berkomunikasi, bahkan mengusir roh. Sementara itu, “Imugi” adalah makhluk mitologi Korea yang menyerupai naga kecil atau ular besar. Gangcheori dan Bibi (Cho Han Gyeol) merupakan dua imugi dalam drama ini. Mereka memiliki kemampuan mengendalikan cuaca dan membutuhkan air tawar untuk pemulihan diri. Interaksi antara shaman dan imugi menjadi kunci utama konflik dan penyelesaian masalah dalam drama ini.

Kekuatan Supranatural dan Makhluk Gaib: Dongti, Dewa Pelindung, dan Hantu Pendendam

“Dongti” menggambarkan gangguan supranatural akibat kemurkaan roh. Istilah ini muncul saat Yeo Ri mengungkap dendam hantu kaki satu kepada Choi Won U (Ahn Nae Sang), menyebabkan putri Tuan Choi dirasuki. “Dewa Pelindung” mengacu pada sosok mitologi kuat yang melindungi shaman, baik berupa roh baik maupun jahat. Gangcheori merupakan Dewa Pelindung baik, sementara Hantu 2,5 meter adalah contoh Dewa Pelindung jahat. Terakhir, “Hantu Pendendam” merupakan roh yang tak bisa beristirahat di akhirat karena dendam yang belum terselesaikan. Hantu 2,5 meter dan Hantu Kaki Satu merupakan contoh hantu pendendam yang menjadi ancaman dalam cerita.

Tokoh Pendukung dan Ritual Sakral: Rahib, Peramal, dan Ritual-Ritual Penting

“Rahib” atau biarawan di sini merujuk pada laki-laki yang mengabdikan diri berdoa dan merenung di kuil Buddha. Ga Seop (Lee Won Jong) dan Noh (Woo Sang Jeon) adalah dua rahib yang muncul dalam drama. “Peramal”, seperti Pung San (Kim Sang Hon), mampu memprediksi masa depan dan mengungkapkan hal tersembunyi. Meskipun tunanetra, cara kerja Pung San mirip dengan Yeo Ri. Berbagai “Ritual” juga memainkan peran penting, termasuk Ritual Penenang Leluhur, Ritual Pengusiran Setan, Pembacaan Mantra Pengusir Hantu, dan Upacara Penyeberangan Mendiang. Ritual-ritual ini merupakan elemen penting dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan supranatural yang terjadi.

“The Haunted Palace” tidak hanya menyuguhkan cerita menarik tentang pertarungan melawan hantu, tetapi juga memperkaya pengetahuan penonton mengenai mitologi dan budaya Korea. Penggunaan istilah-istilah yang unik, digabungkan dengan akting para pemain dan alur cerita yang menegangkan, telah menjadikan drakor ini sangat populer di kalangan penikmat drama Korea. Pemahaman atas istilah-istilah tersebut menambah kedalaman apresiasi terhadap keunikan dan kekayaan budaya yang dihadirkan. Semoga penjelasan di atas dapat membantu Anda lebih menikmati cerita “The Haunted Palace.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *