12 Virus Mematikan Sepanjang Sejarah: COVID-19 & Lainnya

12 Virus Mematikan Sepanjang Sejarah: COVID-19 & Lainnya
Sumber: Detik.com

Sepanjang sejarah peradaban manusia, virus telah menjadi musuh tak kasat mata yang telah merenggut jutaan nyawa. Dari wabah-wabah kecil hingga pandemi global, virus terus menjadi tantangan bagi kesehatan masyarakat dunia.

Meskipun kemajuan di bidang kedokteran telah menghasilkan vaksin dan pengobatan untuk beberapa penyakit virus, beberapa jenis virus tetap sangat mematikan dengan tingkat kematian yang tinggi. Artikel ini akan mengulas 12 virus paling mematikan sepanjang sejarah, berdasarkan angka kematian dan dampaknya terhadap populasi global.

12 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah: Ancaman Tak Kasat Mata

Daftar ini mencakup beberapa virus paling mematikan yang telah dikenal manusia, dari virus Marburg yang mematikan hingga pandemi COVID-19 yang baru-baru ini melanda dunia. Data yang disajikan berasal dari berbagai sumber kredibel, termasuk WHO dan CDC.

1. Virus Marburg: Kematian yang Mencapai 100%

Virus Marburg, pertama kali teridentifikasi pada tahun 1967 di Jerman, menunjukkan tingkat kematian yang sangat tinggi. Gejalanya mirip dengan Ebola, yaitu demam hemoragik yang ditandai dengan demam tinggi dan pendarahan internal.

Angka kematian bervariasi dari 24% hingga 100%, tergantung pada wabah dan akses terhadap perawatan medis. Wabah di Uganda pada tahun 2017 mencatat angka kematian hingga 100%.

2. Virus Ebola: Wabah Besar di Afrika Barat

Virus Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 di Sudan dan Republik Demokratik Kongo. Virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita atau hewan yang terinfeksi.

Wabah terbesar terjadi di Afrika Barat pada tahun 2014, menjangkiti lebih dari 28.000 orang dan menyebabkan lebih dari 11.000 kematian. Tingkat kematian bervariasi tergantung pada strain virus dan akses perawatan.

3. Rabies: Ancaman Mematikan yang Dapat Dicegah

Rabies, penyakit yang disebabkan oleh virus rabies, disebarkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, dan kelelawar.

Jika tidak segera ditangani dengan vaksin atau imunoglobulin rabies setelah gigitan, virus ini akan menyerang sistem saraf dan menyebabkan kematian hampir 100% setelah munculnya gejala. Setiap tahun, sekitar 59.000 orang meninggal karena rabies.

4. HIV: Pandemi yang Berkelanjutan

HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan telah menyebabkan kematian lebih dari 32 juta orang sejak ditemukan pada awal 1980-an.

Meskipun pengobatan antiretroviral telah sangat meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, virus ini tetap menjadi ancaman kesehatan global yang serius. HIV masih belum ada obatnya, namun pengobatan dapat mengendalikan virus dan mencegah perkembangan AIDS.

5. Cacar: Penyakit yang Telah Ditekan

Cacar, penyakit yang disebabkan oleh virus variola, pernah menjadi penyebab kematian jutaan orang di seluruh dunia. Versi yang paling parah, Variola Major, memiliki tingkat kematian sekitar 30%.

Berkat kampanye vaksinasi global yang sukses, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan eradikasi cacar pada tahun 1980. Namun, virus ini tetap menjadi ancaman potensial jika stok virus yang tersimpan tidak dikelola dengan baik.

6. Virus Hanta: Penyakit Zoonotik yang Bahaya

Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hanta, yang ditularkan melalui kontak dengan kotoran tikus yang terinfeksi. Gejala HPS meliputi demam, batuk, dan sesak napas.

HPS tidak menular dari orang ke orang, tetapi tingkat kematian cukup signifikan. Lebih dari 833 kasus HPS telah dilaporkan di AS hingga tahun 2020. Pencegahan melalui kontrol populasi tikus sangat penting.

7. Influenza: Pandemi yang Berulang

Flu, atau influenza, merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Meskipun sebagian besar kasus flu relatif ringan, pandemi flu dapat menyebabkan kematian jutaan orang.

Pandemi flu Spanyol pada tahun 1918, misalnya, menewaskan sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Vaksin flu sangat penting, terutama bagi kelompok rentan.

8. Demam Berdarah Dengue: Penyakit yang Ditularkan Nyamuk

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot.

Meskipun tingkat kematian umumnya rendah (sekitar 1%), demam berdarah dapat menyebabkan komplikasi serius yang mengancam jiwa jika tidak diobati. Pencegahan utamanya adalah dengan mengendalikan populasi nyamuk.

9. Rotavirus: Pembunuh Anak-Anak

Rotavirus adalah penyebab utama diare pada anak-anak di seluruh dunia. Virus ini ditularkan melalui jalur fekal-oral dan menyebabkan dehidrasi parah.

Setiap tahun, rotavirus menyebabkan kematian sekitar 200.000 anak, sebagian besar di negara berkembang. Vaksin rotavirus sangat efektif dalam mencegah infeksi dan kematian.

10. SARS-CoV: Wabah yang Cepat Terkendali

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang disebabkan oleh SARS-CoV, menyebabkan wabah global pada tahun 2003. Virus ini ditularkan melalui droplet pernapasan dan memiliki tingkat kematian sekitar 9,6%.

Berkat tindakan karantina dan pengendalian infeksi yang cepat, wabah SARS berhasil dikendalikan dengan cepat. Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga dalam menangani pandemi.

11. SARS-CoV-2: Pandemi COVID-19

SARS-CoV-2, virus penyebab pandemi COVID-19, telah menyebabkan jutaan kematian di seluruh dunia sejak muncul pada akhir tahun 2019.

Tingkat kematian bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan, dan akses perawatan medis. Vaksinasi dan protokol kesehatan terbukti efektif dalam mengurangi keparahan penyakit dan kematian.

12. MERS-CoV: Virus dari Unta

MERS (Middle East Respiratory Syndrome), yang disebabkan oleh MERS-CoV, pertama kali muncul di Arab Saudi pada tahun 2012. Virus ini ditularkan dari unta ke manusia dan memiliki tingkat kematian yang tinggi, sekitar 35%.

Hingga tahun 2021, MERS-CoV telah menyebabkan kematian lebih dari 858 orang. Pencegahan terutama difokuskan pada pencegahan kontak dengan unta yang terinfeksi.

Virus-virus ini merupakan pengingat akan pentingnya penelitian, pencegahan, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman kesehatan global. Peningkatan sistem kesehatan masyarakat dan inovasi di bidang kedokteran akan sangat penting untuk melindungi populasi dunia dari ancaman virus di masa depan. Kemajuan teknologi dan kolaborasi internasional akan menjadi kunci dalam upaya ini.

Pos terkait