Atasi Resesi Gusi: Panduan Lengkap Penyembuhan & Pencegahan

Atasi Resesi Gusi: Panduan Lengkap Penyembuhan & Pencegahan
Sumber: Hellosehat.com

Pernahkah Anda memperhatikan gusi Anda terlihat menyusut, sehingga gigi tampak lebih panjang dan terasa sensitif? Kondisi ini, yang dalam istilah medis disebut resesi gingiva, merupakan masalah umum yang perlu mendapat perhatian serius. Artikel ini akan membahas gejala, penyebab, serta penanganan resesi gusi secara lengkap dan terpercaya.

Resesi gingiva tidak hanya mempengaruhi penampilan senyuman, tetapi juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut lainnya. Oleh karena itu, memahami kondisi ini dan cara penanganannya sangat penting.

Apa itu Resesi Gingiva?

Resesi gingiva adalah kondisi di mana gusi mengalami penyusutan atau retraksi, sehingga akar gigi menjadi lebih terlihat.

Selain mengubah penampilan, resesi gusi juga bisa memicu sensitivitas gigi yang meningkat, perdarahan saat menyikat gigi, dan bau mulut yang membandel.

Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius dan menjaga kesehatan gigi jangka panjang.

Tanda dan Gejala Resesi Gusi

Ciri utama resesi gingiva adalah terlihatnya akar gigi yang sebelumnya tertutup oleh gusi.

Namun, ada beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai.

  • Gusi berdarah setelah menyikat gigi atau menggunakan benang gigi.
  • Nyeri dan rasa tidak nyaman pada garis gusi.
  • Gusi bengkak dan kemerahan.
  • Bau mulut yang persisten.
  • Sensitivitas gigi terhadap suhu panas, dingin, atau makanan manis.
  • Gigi terasa goyang.

Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter gigi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Penyebab Resesi Gingiva

Resesi gingiva dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang terkait dengan kesehatan mulut maupun faktor lain.

Berikut beberapa penyebab utamanya.

Penyakit Gusi

Penyakit gusi, seperti gingivitis dan periodontitis, merupakan penyebab paling umum resesi gingiva.

Infeksi bakteri pada gusi akan merusak jaringan penyangga gigi, menyebabkan gusi menyusut dan akar gigi terekspos.

Kebiasaan Merokok

Merokok dapat mengurangi aliran darah ke jaringan gusi.

Hal ini mempercepat kerusakan gusi dan meningkatkan risiko resesi gingiva.

Menyikat Gigi Terlalu Keras

Tekanan berlebihan saat menyikat gigi dapat menimbulkan trauma kronis pada gusi.

Lama kelamaan, hal ini dapat menyebabkan resesi gingiva dan meningkatkan sensitivitas gigi.

Trauma Oklusal

Trauma oklusal terjadi akibat tekanan berlebihan atau tidak merata pada gigi saat menggigit atau mengunyah.

Tekanan ini dapat merusak ligamen dan tulang penyangga gigi, menyebabkan gusi tertarik menjauh dari permukaan gigi.

Perubahan Hormon

Fluktuasi hormon, misalnya selama pubertas, kehamilan, atau menopause, dapat meningkatkan sensitivitas gusi.

Kondisi ini meningkatkan risiko mengalami resesi gingiva.

Kebiasaan Tertentu dan Faktor Genetik

Penggunaan sikat gigi, benang gigi, dan obat kumur yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko resesi gingiva.

Begitu pula dengan kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism) dan kurang menjaga kebersihan gigi.

Faktor genetik juga berperan dalam meningkatkan kerentanan seseorang terhadap masalah gusi, termasuk resesi gingiva.

Diagnosis dan Jenis Resesi Gingiva

Dokter gigi akan memeriksa kondisi gigi dan gusi Anda untuk mendiagnosis resesi gingiva.

Pengukuran kedalaman kantung periodontal menggunakan probe periodontal menjadi bagian penting dalam proses diagnosis.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, resesi gusi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis.

  • Resesi lokal bentuk V: disebabkan oleh bruxism, ditandai dengan kerusakan kecil di leher gusi dan pengikisan di atas gigi.
  • Resesi lokal bentuk U: disebabkan oleh teknik menyikat gigi yang salah, disertai pembengkakan dan peradangan di area akar gigi.
  • Resesi umum atau horizontal: disebabkan oleh periodontitis, peradangan pada jaringan penyangga gigi.

Konsultasi dengan dokter gigi spesialis periodonsia sangat disarankan untuk penanganan yang tepat.

Pengobatan Resesi Gingiva

Metode pengobatan resesi gingiva bervariasi, tergantung penyebab dan keparahannya.

Kasus ringan dapat ditangani dengan antibiotik topikal, dental bonding, atau perawatan ortodontik.

Kasus berat mungkin memerlukan prosedur bedah.

Antibiotik Topikal

Setelah scaling dan perawatan akar (jika perlu), antibiotik topikal dioleskan langsung ke gusi yang terinfeksi.

Tujuannya untuk menghentikan pertumbuhan bakteri dan mengurangi peradangan.

Dental Bonding

Dental bonding menggunakan resin komposit untuk menutup area gusi yang menyusut.

Ini membantu mengurangi sensitivitas gigi dan memperbaiki estetika.

Perawatan Ortodontik

Jika resesi gusi disebabkan oleh maloklusi (gigi tidak rata), perawatan ortodontik seperti pemasangan behel mungkin diperlukan.

Menyusun kembali posisi gigi yang ideal turut menjaga kesehatan gusi.

Cangkok Gusi

Cangkok gusi menggunakan jaringan dari langit-langit mulut atau donor untuk menutupi area gusi yang menyusut.

Prosedur ini meningkatkan kesehatan gusi, melindungi gigi, dan memperbaiki estetika.

Pencegahan terbaik resesi gingiva tetaplah dengan menjaga kebersihan mulut yang optimal dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Deteksi dini dan perawatan yang tepat akan meminimalisir risiko dan dampak jangka panjang dari resesi gingiva, memastikan kesehatan gigi dan mulut Anda tetap terjaga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *