Bonding Anak: 4 Aktivitas Sensory Play & Puzzle Seru

Bonding Anak: 4 Aktivitas Sensory Play & Puzzle Seru
Sumber: Kompas.com

Membangun ikatan yang kuat antara orangtua dan anak sangat penting untuk perkembangan anak. Berbagai aktivitas *bonding time* dapat dilakukan, mulai dari bermain di pantai hingga bermain *puzzle*. Namun, aktivitas yang ideal bervariasi tergantung usia dan kepribadian anak. Bagaimana cara menemukan aktivitas yang tepat untuk membentuk ikatan yang bermakna?

Psikolog Pritta Tyas, M.Psi., Co-founder BN Montessori, menjelaskan bahwa aktivitas *bonding time* yang ideal disesuaikan dengan kebutuhan anak pada saat itu. Kebutuhan anak akan berubah seiring pertumbuhannya.

Aktivitas *Bonding Time* yang Ideal Berdasarkan Kebutuhan Anak

Memilih aktivitas *bonding time* yang tepat memerlukan pemahaman akan kebutuhan perkembangan anak. Berikut beberapa aktivitas yang dapat dipertimbangkan berdasarkan usia dan preferensi anak:

1. *Sensory Play* untuk Anak Usia Dini

Anak di bawah empat tahun seringkali memiliki kebutuhan akan *sensory play*. *Sensory play* merangsang panca indera anak melalui berbagai kegiatan.

Kegiatan seperti mencampurkan berbagai bahan makanan saat memasak atau bermain dengan air bisa sangat bermanfaat. Hal ini membantu anak mempelajari dunia sekitar dan membangun koneksi baru di otaknya.

Penting untuk memperhatikan kebutuhan anak. Jika anak gemar menumpahkan air atau menggunakan benda-bendanya sebagai mainan, itu bisa menjadi indikasi kebutuhan akan *sensory play*. Aktivitas ini menciptakan momen *bonding* yang bermakna.

2. *Pretend Play* untuk Anak yang Ekspresif

Anak yang suka berbicara dan bertanya biasanya menunjukkan minat pada perkembangan bahasa. *Pretend play* menjadi aktivitas *bonding time* yang tepat untuk anak-anak seperti ini.

Orang tua tidak perlu membeli mainan mahal. Bermain peran dengan alat seadanya, seperti menggunakan selimut sebagai roket luar angkasa, sudah cukup efektif. Ikut serta dalam cerita yang diciptakan anak menunjukkan pemahaman dan dukungan orangtua.

3. Mencari Pengalaman Baru untuk Anak yang Lebih Tua

Anak berusia lima tahun ke atas mungkin kurang tertarik dengan *sensory play* dan *pretend play*. Aktivitas yang lebih menantang dan baru, atau *excitement seeking*, lebih sesuai.

Mengunjungi tempat yang sudah dikenal dengan cara yang berbeda, misalnya jalan kaki ke mal alih-alih menggunakan mobil, dapat menciptakan kenangan indah. Hal ini memberikan pengalaman baru dan menyenangkan bagi anak.

4. *Puzzle* dan *Open-ended Play* untuk Anak yang Pendiam

Anak yang pendiam dan lebih suka berpikir logis mungkin lebih menikmati *open-ended play*. *Puzzle* merupakan salah satu contoh aktivitas ini.

Meskipun interaksi verbal mungkin minim, bermain *puzzle* bersama anak tetap membangun ikatan yang kuat. Orangtua tetap bisa terlibat dan menikmati prosesnya bersama anak.

Orang tua berperan penting dalam mengenali dan memahami kebutuhan anak. Kemampuan untuk membaca tanda-tanda dan menyesuaikan aktivitas *bonding time* akan menciptakan ikatan yang bermakna dan berdampak positif pada perkembangan anak. Komunikasi dan perhatian adalah kunci dalam membangun hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.

Pos terkait