Puasa vs Hitung Kalori: Cara Ampuh Turun Berat Badan?

Puasa vs Hitung Kalori: Cara Ampuh Turun Berat Badan?
Sumber: Detik.com

Menurunkan berat badan menjadi impian banyak orang. Beragam metode diet bermunculan, dua di antaranya yang cukup populer adalah intermittent fasting (IMF) atau puasa terputus-putus dan menghitung kalori.

Sebuah studi terbaru membandingkan efektivitas kedua metode ini, menghasilkan temuan yang cukup mengejutkan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa salah satu metode memberikan hasil penurunan berat badan yang lebih signifikan.

IMF 4:3 vs. Hitung Kalori: Mana yang Lebih Efektif?

Studi yang dilakukan di Amerika Serikat ini membandingkan dua pendekatan diet yang berbeda: IMF 4:3 dan diet dengan menghitung kalori.

Metode IMF 4:3 melibatkan pembatasan asupan kalori selama tiga hari dalam seminggu (tidak harus berurutan), sementara empat hari lainnya makan normal, dengan tetap dianjurkan pola makan sehat.

Sementara itu, kelompok yang menerapkan metode menghitung kalori diminta mengurangi asupan kalori harian mereka sebesar 34 persen setiap hari.

Hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam penurunan berat badan setelah setahun.

Hasil Studi: Keunggulan Intermittent Fasting 4:3

Setelah 12 bulan, peserta yang mengikuti program IMF 4:3 mengalami penurunan berat badan rata-rata 7,6 persen.

Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang menghitung kalori, yang hanya mengalami penurunan berat badan rata-rata 5 persen.

Secara angka, peserta IMF 4:3 menurunkan berat badan rata-rata 7,7 kg, sementara kelompok hitung kalori hanya 4,8 kg.

Ahli endokrinologi Victoria Catenacci dari Universitas Colorado menyatakan terkejut dan senang dengan hasil yang lebih baik dari metode IMF 4:3.

Jumlah Peserta dan Metodologi Penelitian

Penelitian melibatkan 165 peserta dengan masalah kelebihan berat badan, berusia 18-60 tahun.

Selain menjalani program diet masing-masing, peserta juga disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka.

Kelompok IMF 4:3 membatasi asupan kalori hingga 80 persen selama tiga hari puasa, tanpa batasan (namun tetap dianjurkan pola makan sehat) pada empat hari lainnya.

Kesimpulan dan Implikasi Studi

Meskipun penelitian ini menunjukkan keunggulan IMF 4:3, peneliti mencatat bahwa peserta IMF 4:3 hanya mencatat hari-hari puasa mereka.

Ada kemungkinan mereka juga membatasi asupan kalori pada hari-hari non-puasa, yang dapat memengaruhi hasil penelitian.

Namun, peneliti berpendapat bahwa kemudahan dalam mengikuti program IMF 4:3 mungkin menjadi faktor kunci keberhasilannya.

Program penurunan berat badan yang mudah diikuti cenderung lebih efektif karena tingkat kepatuhan yang lebih tinggi.

Dr. Catenacci menekankan bahwa IMF 4:3 merupakan alternatif berbasis bukti bagi mereka yang kesulitan dengan diet pembatasan kalori harian.

Studi ini memberikan wawasan berharga dalam memilih metode diet yang tepat, menunjukkan bahwa IMF 4:3 dapat menjadi pilihan yang efektif bagi sebagian orang.

Namun, konsultasi dengan profesional kesehatan tetap dianjurkan sebelum memulai program diet apa pun untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya bagi individu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *