WHO Perpanjang Darurat Global Mpox: Apa Alasannya?

WHO Perpanjang Darurat Global Mpox: Apa Alasannya?
Sumber: Detik.com

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali memperpanjang status darurat kesehatan masyarakat internasional (PHEIC) untuk wabah Mpox. Keputusan ini diambil setelah pertemuan Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional (IHR 2005) pada 5 Juni 2025, mengingat lonjakan kasus yang terjadi sepanjang tahun 2024 dan awal 2025.

Perpanjangan status PHEIC ini menunjukkan bahwa meskipun upaya global telah dilakukan, ancaman Mpox masih nyata dan memerlukan respons kolektif yang lebih kuat. WHO menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan upaya pencegahan untuk melindungi populasi rentan.

Perpanjangan Status Darurat Mpox: Ancaman Global yang Berkelanjutan

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyetujui rekomendasi komite untuk mempertahankan status darurat global. Beliau juga mengumumkan revisi rekomendasi sementara guna memperkuat respons negara-negara anggota.

Rekomendasi tersebut ditujukan kepada negara-negara yang mengalami transmisi komunitas atau kasus Mpox terkait perjalanan. Mereka diminta untuk mengimplementasikan langkah-langkah tambahan di luar pedoman yang sudah ada, sesuai dengan Strategi WHO 2024-2027 untuk pencegahan dan pengendalian Mpox.

Penyebaran Mpox: Klade I dan Klade II

Wabah Mpox global yang sedang berlangsung disebabkan oleh subklade IIb, dengan lebih dari 100.000 kasus di 122 negara. Sebanyak 115 negara di antaranya sebelumnya tidak pernah melaporkan kasus Mpox.

Selain klade II, terdapat pula wabah Mpox klade I di Afrika Tengah dan Timur, yang terbagi menjadi dua subklade: Ia dan Ib. Penularan klade I di Afrika Tengah terutama terjadi melalui kontak dengan hewan liar.

Klade Ib: Penyebaran Baru dan Tingkat Kematian

Subklade Ib, yang baru-baru ini diidentifikasi di Republik Demokratik Kongo timur, menunjukkan pola penyebaran yang berbeda. Penularan terjadi melalui kontak seksual intim dan telah menyebar di berbagai demografi, termasuk melalui pekerja seks.

Menariknya, klade Ib menunjukkan tingkat kematian kasus yang lebih rendah dibandingkan klade Ia. Namun, penyebaran lokal dan berkelanjutan dari orang ke orang tetap terjadi di beberapa negara non-endemik melalui berbagai kontak, termasuk di lingkungan layanan kesehatan tanpa alat pelindung diri yang memadai.

Situasi Kasus Mpox di Juni 2025

Pada 2 Juni 2025, beberapa negara di Afrika mengalami penularan virus Mpox dari manusia ke manusia yang berkelanjutan. Negara-negara tersebut antara lain Burundi, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Malawi, Rwanda, Sudan Selatan, Tanzania, Uganda, dan Zambia.

Bukti penularan berkelanjutan juga ditemukan di Republik Afrika Tengah dan Republik Kongo. Sementara itu, sejumlah negara lain melaporkan kasus Mpox klade I terkait perjalanan sejak 1 Januari 2024.

  • Negara-negara yang melaporkan kasus meliputi Angola, Australia, Belgia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Irlandia, Oman, Pakistan, Qatar, Afrika Selatan, Swedia, Swiss, Thailand, Uni Emirat Arab, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Zimbabwe.

Perpanjangan status PHEIC oleh WHO menjadi pengingat penting akan tantangan global dalam pengendalian Mpox. Meskipun kemajuan telah dicapai, kewaspadaan dan kolaborasi internasional tetap krusial untuk melindungi kesehatan global dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

Ke depannya, upaya kolaboratif antara negara-negara, organisasi kesehatan internasional, dan komunitas ilmiah sangat penting untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mencegah dan mengendalikan wabah Mpox di masa mendatang. Peningkatan surveilans, riset, dan edukasi publik merupakan langkah-langkah penting yang perlu terus digalakkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *