Pogba Bongkar Luka Lama: Juventus Abaikan Kesakitannya

Paul Pogba, mantan bintang Juventus, akhirnya angkat bicara mengenai masa sulitnya setelah dijatuhi hukuman doping. Dalam wawancara eksklusif dengan program Sept à Huit di TF1, Pogba mengungkapkan kekecewaan mendalamnya terhadap perlakuan Juventus selama masa hukumannya.

Hukuman larangan bermain selama 18 bulan dijatuhkan kepada Pogba setelah tes dopingnya gagal pasca pertandingan Serie A melawan Udinese pada tahun 2023. Ironisnya, Pogba bahkan tidak bermain saat itu, hanya duduk di bangku cadangan. “Saya meminta bantuan dari Juventus, tapi tidak diberikan,” ungkap Pogba kepada Gazzetta dello Sport.

Pogba merasa ditinggalkan dan diperlakukan seperti musuh oleh klubnya sendiri. Ia menjelaskan, “Saya ingin tetap memiliki pelatih kebugaran pribadi karena saya masih bagian dari tim. Itu hak saya. Tapi Juventus tidak mendukung saya, dan itu membekas dalam hati saya. Saya kira saya sedang berperang dengan otoritas anti-doping, bukan dengan Juventus.” Pernyataan ini mengungkap rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam.

Masa hukuman tersebut sangat berat bagi Pogba. Ia menceritakan kesulitannya menjalani kehidupan sehari-hari, terutama dengan melihat dampaknya pada anak-anaknya. “Saya tidak sanggup terus mengantar anak-anak ke sekolah setiap hari, melewati stadion dan pusat latihan, tahu bahwa saya tak bisa bermain. Anak-anak saya terus bertanya kapan saya kembali bermain, kapan mereka bisa menonton saya lagi di stadion,” ujarnya dengan nada sedih.

Juventus memutuskan kontrak Pogba pada November 2024, meskipun ia baru kembali memenuhi syarat untuk bermain sejak Maret 2025. Keputusan ini semakin memperburuk situasi Pogba, yang merasa sudah tidak lagi dihargai oleh klub yang pernah membesarkan namanya.

Dampak Hukuman Doping Terhadap Karier Pogba

Hukuman doping ini memberikan dampak yang sangat signifikan bagi karier Pogba. Bukan hanya kehilangan kesempatan bermain sepak bola, tetapi juga menimbulkan kerugian finansial dan reputasional. Banyak pihak mempertanyakan masa depan kariernya setelah hukuman tersebut.

Meskipun usia Pogba sudah 32 tahun, ia menegaskan bahwa ia masih siap untuk kembali bermain sepak bola. “Saya siap secara fisik dan mental. Saya ingin memulai kembali. Saya memang 32 tahun, tapi saya masih merasa seperti anak kecil,” ucapnya penuh semangat.

Masa Depan Pogba di AS Monaco?

Setelah resmi berstatus bebas transfer, Pogba dikabarkan akan bergabung dengan AS Monaco di Ligue 1. Langkah ini diharapkan dapat menjadi awal yang baru bagi kariernya, memberikan kesempatan untuk membuktikan kembali kemampuannya di lapangan hijau.

Namun, tantangan masih menanti Pogba di AS Monaco. Ia harus bersaing dengan pemain-pemain lain untuk mendapatkan tempat di tim utama. Selain itu, ia juga harus meyakinkan para pendukung bahwa ia masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi tim.

Analisis Situasi Pogba dan Juventus

Kasus Pogba ini menyoroti kompleksitas hubungan antara pemain dan klub, terutama dalam situasi yang sulit seperti hukuman doping. Juventus, sebagai klub besar, seharusnya memberikan dukungan yang lebih baik kepada pemainnya selama masa hukuman. Kegagalan Juventus untuk memberikan dukungan tersebut merupakan kegagalan manajemen yang fatal.

Di sisi lain, Pogba juga perlu belajar dari pengalaman ini. Ia harus lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan dan kebugarannya, dan menghindari segala bentuk pelanggaran aturan anti-doping. Karier seorang pemain sepak bola sangat bergantung pada kesehatan dan performanya di lapangan.

Kesimpulannya, kasus Paul Pogba menyajikan pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola. Dukungan yang solid dari klub sangat penting bagi pemain, terutama saat menghadapi masa-masa sulit. Di sisi lain, pemain juga harus bertanggung jawab penuh atas kesehatan dan karier mereka sendiri.

Pos terkait