Polemik bonus Rp1 miliar untuk tim Persib Bandung yang dikabarkan berasal dari penggalangan dana ASN Pemprov Jawa Barat akhirnya menemui titik terang. Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar, secara tegas menyatakan menolak dana tersebut dan telah memerintahkan pengembaliannya.
Hanya Rp356 juta dari total dana yang dijanjikan telah diserahkan secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, pada 3 Juni 2025. Umuh menjelaskan ketidakjelasan sumber dana dan jumlah yang diterima menjadi alasan utama penolakan ini.
Ketidakjelasan Sumber Dana Bonus Persib
Umuh Muchtar menekankan perbedaan antara bonus pribadi dari Dedi Mulyadi yang telah diterima tanpa masalah, dengan bonus yang diduga berasal dari ASN. Ia menegaskan bahwa Persib belum menerima dana dari ASN secara penuh sesuai komitmen awal.
Ketidakjelasan ini menimbulkan kecurigaan di pihak Umuh. Ia menduga terdapat ketidakterbukaan dalam pengelolaan dana tersebut.
Banyaknya publik, terutama bobotoh (pendukung Persib), yang mengira Persib telah menerima dana Rp1 miliar penuh juga menjadi perhatian Umuh. Hal ini dianggap perlu diluruskan untuk menghindari kesalahpahaman lebih lanjut.
Penolakan dan Pengembalian Dana Bonus
Umuh Muchtar dengan tegas menolak untuk menerima sebagian dana bonus yang hanya berjumlah Rp356 juta. Ia khawatir hal ini akan menimbulkan spekulasi negatif terhadap Persib.
Kecurigaan Umuh mengarah pada kemungkinan selisih antara dana yang terkumpul dan yang diberikan. Ia menduga dana yang terkumpul dari ASN mencapai Rp1 miliar, namun hanya sebagian kecil yang disalurkan.
Sebagai langkah antisipasi, Umuh telah memerintahkan stafnya untuk mengembalikan dana Rp356 juta tersebut. Ia menegaskan komitmennya untuk menolak menerima dana yang sumber dan jumlahnya tidak jelas.
Langkah pengembalian ini bertujuan untuk menjaga transparansi dan menghindari tudingan menerima dana tanpa pertanggungjawaban yang jelas. Umuh bahkan sering mengeluarkan dana pribadi untuk kepentingan pemain Persib.
Tuntutan Transparansi dan Kejelasan
Umuh Muchtar mendesak agar ada kejelasan mengenai sumber dana dan rincian kontribusi dari masing-masing pihak yang terlibat dalam penggalangan dana ASN tersebut.
Transparansi dianggap penting untuk menjaga kepercayaan publik dan bobotoh. Umuh khawatir adanya potensi penyimpangan dana jika tidak dijelaskan secara rinci.
Ia menekankan pentingnya perincian dana agar tidak ada kecurigaan mengenai penggunaan dana dari ASN. Kejelasan ini dianggap krusial untuk menjaga integritas Persib dan menghindari spekulasi negatif.
Pernyataan tegas Umuh Muchtar ini diharapkan dapat mendorong pihak terkait untuk segera memberikan penjelasan yang transparan dan akuntabel mengenai polemik bonus Persib Bandung. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan, khususnya dalam konteks dukungan publik terhadap klub olahraga.





