Produsen kendaraan listrik asal Tiongkok, Neta Auto, tengah menghadapi badai krisis. Setelah sempat bersinar di pasar domestik, perusahaan ini kini dilaporkan akan menjalani proses reorganisasi kebangkrutan. Kabar ini muncul menyusul aksi protes karyawan yang menuntut pembayaran gaji tertunggak.
Aksi protes tersebut, yang terekam dalam sebuah video viral, memperlihatkan puluhan karyawan berhadapan langsung dengan pimpinan perusahaan di kantor pusat Shanghai. Kejadian ini menjadi puncak dari serangkaian masalah keuangan yang telah lama melanda Neta Auto.
Protes Karyawan dan Proses Reorganisasi
Lebih dari 100 karyawan Neta Auto berkumpul di kantor pusat untuk menuntut pembayaran gaji yang telah tertunggak. Sayangnya, mereka hanya menerima arahan untuk menunggu proses likuidasi kebangkrutan.
Seorang karyawan Neta Auto mengkonfirmasi dalam video tersebut bahwa perusahaan akan segera memasuki proses reorganisasi kebangkrutan. Proses ini menandai babak baru yang sulit bagi perusahaan dan para pekerjanya.
Rentetan Masalah Keuangan Neta Auto
Masalah keuangan Neta Auto bukan terjadi secara tiba-tiba. Sejumlah krisis telah melanda perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk gangguan arus kas, kepergian sejumlah eksekutif, dan tekanan dari para pemasok.
Sejak tahun 2024, Neta Auto telah berhadapan dengan berbagai gugatan hukum. Hal ini disebabkan oleh putusnya rantai modal dan gagal bayar utang kepada berbagai pihak.
Karyawan mengaku telah menunggak gaji sejak November tahun lalu. Periode tersebut juga bertepatan dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran yang merumahkan lebih dari 2.900 karyawan, hampir setengah dari total tenaga kerja Neta Auto.
Meskipun memenangkan beberapa kasus hukum, para mantan karyawan tetap kesulitan menagih upah yang terutang. Pasalnya, perusahaan dilaporkan tidak memiliki cukup aset untuk disita.
Permohonan Peninjauan Kebangkrutan dan Respons Neta Auto
Pada Maret 2025, pengadilan membekukan dana kurang dari 500 yuan yang berada di dua rekening bank perusahaan afiliasi Neta Auto. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan total utang yang harus dibayarkan.
Pada 13 Mei 2025, Shanghai Yuxing Advertising Co., Ltd. mengajukan permohonan peninjauan kebangkrutan terhadap Hozon New Energy, induk perusahaan Neta Auto. Mereka mengklaim Neta Auto menunggak pembayaran layanan periklanan senilai 5,31 juta yuan.
Neta Auto membantah klaim tersebut. Perusahaan menyatakan bahwa permohonan tersebut bersifat sepihak dan operasi internal perusahaan masih berlanjut. Namun, pernyataan ini tampak bertolak belakang dengan video protes karyawan dan rencana reorganisasi kebangkrutan.
Nasib Neta Auto kini berada di ujung tanduk. Kejadian ini menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi perusahaan kendaraan listrik, terutama dalam hal manajemen keuangan yang sehat dan keberlanjutan bisnis di tengah persaingan yang ketat. Kegagalan Neta Auto bisa menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan lain di industri yang sama.