Susah Jadi Sopir Truk? Kendala Berat Ini Menantang Mereka

Susah Jadi Sopir Truk? Kendala Berat Ini Menantang Mereka
Sumber: Liputan6.com

Mengemudikan truk bukanlah tugas mudah. Dimensi kendaraannya yang besar menghadirkan berbagai tantangan teknis bagi para sopir. Salah satu kendala utama adalah titik buta atau *blind spot*, yang seringkali menyebabkan kecelakaan. Memahami dan mengantisipasi titik buta ini sangat krusial untuk keselamatan di jalan raya.

Kecelakaan yang melibatkan truk dan kendaraan lain, seperti sepeda motor, seringkali disebabkan oleh *blind spot*. Meskipun tidak selalu menjadi kesalahan pengemudi truk, keberadaan titik buta ini memang meningkatkan risiko kecelakaan.

Titik Buta Truk: Ancaman Tersembunyi di Jalan Raya

Titik buta pada truk terdapat di depan, samping kanan dan kiri, serta belakang. Semakin besar dimensi truk, semakin luas pula area *blind spot*-nya.

Thomas Aquino Wijanarka dari PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menjelaskan, kendaraan kecil seperti sepeda motor yang berada di depan atau belakang truk seringkali tak terlihat oleh pengemudi. Meskipun spion tersedia, fungsi spion bisa terbatas karena terhalang oleh bak atau boks truk.

Pengemudi truk yang tidak menyadari keberadaan kendaraan lain di *blind spot* bisa saja menyenggol atau bahkan menabrak kendaraan tersebut saat bermanuver. Kesadaran akan titik buta ini penting tidak hanya bagi pengemudi truk, tapi juga bagi pengguna jalan lain.

Dampak Truk ODOL: Risiko Kecelakaan yang Meningkat

Selain *blind spot*, truk *over dimension over load* (ODOL) juga meningkatkan risiko kecelakaan secara signifikan. Kendaraan ODOL sulit dikendalikan dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi pengguna jalan lain.

Truk ODOL dengan boks yang tinggi memiliki titik berat yang lebih tinggi, sehingga lebih mudah terguling. Kendaraan juga lebih sulit dikendalikan dan dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur jalan.

Muatan yang terlalu berat meningkatkan momen inersia, mengakibatkan kerusakan pada kendaraan, seperti patahnya as roda, dan jarak pengereman yang lebih panjang. Muatan yang terlalu panjang memperbesar area manuver, memperluas *blind spot*, dan membatasi jarak pandang spion.

Efek Berantai Truk ODOL terhadap Keselamatan Jalan Raya

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kecelakaan lalu lintas pada tahun 2023 mencapai 152.008 kasus, meningkat 10 persen dibandingkan tahun 2022. Yang mengkhawatirkan, 12 persen kecelakaan tersebut menyebabkan kematian, dan 12 persen lainnya melibatkan angkutan barang.

Upaya Pencegahan Kecelakaan yang Melibatkan Truk

Meningkatnya angka kecelakaan yang melibatkan truk, khususnya truk ODOL, menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan upaya pencegahan yang komprehensif. Baik pengemudi truk maupun pengguna jalan lainnya harus saling waspada.

Pengemudi truk perlu lebih teliti dan berhati-hati dalam bermanuver, selalu memastikan keamanan sekitar sebelum melakukan manuver. Pengguna jalan lain juga harus memahami *blind spot* truk dan menjaga jarak aman.

Penerapan aturan terkait dimensi dan muatan truk (ODOL) juga harus diperketat, guna menekan jumlah truk ODOL di jalan raya. Dengan begitu, diharapkan dapat meminimalisir potensi kecelakaan yang disebabkan oleh faktor tersebut.

Kesimpulannya, mengemudikan truk merupakan pekerjaan yang menuntut kewaspadaan dan keterampilan tinggi. Memahami risiko *blind spot* dan dampak negatif truk ODOL sangat penting untuk menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman bagi semua pengguna jalan. Peningkatan kesadaran, penerapan aturan yang tegas, serta peningkatan kualitas pelatihan bagi pengemudi truk, merupakan langkah krusial untuk mengurangi angka kecelakaan.

Pos terkait