Bau tak sedap dari limbah di beberapa mal Jakarta baru-baru ini menjadi sorotan. Hal ini mendorong startup teknologi pengelolaan sampah, Jangjo, untuk meluncurkan gerakan “Junk Revolution”. Gerakan ini bertujuan untuk mengatasi masalah sampah secara sistematis melalui kolaborasi berbagai pihak.
Dengan melibatkan berbagai stakeholder, Jangjo berharap dapat menciptakan solusi berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Inisiatif ini mendapat dukungan dari berbagai pusat perbelanjaan ternama dan perusahaan swasta yang peduli lingkungan.
Junk Revolution: Kolaborasi Atasi Masalah Sampah di Mal Jakarta
Kampanye Junk Revolution digagas oleh Jangjo, sebuah startup teknologi yang fokus pada pengelolaan sampah berbasis teknologi. Gerakan ini melibatkan berbagai pusat perbelanjaan terkemuka di Jakarta.
Beberapa mal yang berpartisipasi antara lain Plaza Indonesia, FX Sudirman, Gandaria City, Blok M Plaza, Kota Kasablanka, dan SCBD Park. Mereka berkomitmen untuk menerapkan pemilahan sampah secara menyeluruh.
Dukungan juga datang dari sektor industri. Indocement akan memanfaatkan sampah terolah sebagai bahan bakar alternatif. Sementara Magalarva, perusahaan pengolahan sampah organik, turut berpartisipasi dalam inisiatif ini.
Pengolahan Sampah Terpadu dengan Sistem JOWI
Jangjo memanfaatkan sistem pengelolaan sampah pintarnya, JOWI (Jangjo Zero Waste Integrated) System, untuk mengolah sampah yang terkumpul. Sistem ini dirancang untuk memilah dan mengolah sampah secara efisien.
Sampah akan diolah sesuai jenisnya. Sampah bernilai ekonomis akan didaur ulang. Sementara sampah non-nilai yang mudah terbakar akan diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF).
RDF kemudian dimanfaatkan Indocement sebagai pengganti sebagian batu bara dalam produksi semen. Ini sejalan dengan komitmen Indocement terhadap transisi energi bersih dan keberlanjutan.
Sampah organik, seperti sisa makanan, akan diolah oleh Magalarva menjadi pakan maggot Black Soldier Fly. Proses ini memanfaatkan potensi sampah organik secara optimal.
Target Pengurangan Sampah dan Sinergi dengan Kebijakan Pemerintah
Jangjo menargetkan pengurangan volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga 90%. Saat ini, Jangjo mengklaim telah mengelola 1.500 ton sampah per bulan.
Jangjo telah mengantongi izin resmi sebagai perusahaan pengelola sampah di Jakarta. Prestasi ini memperkuat peran Jangjo dalam mendukung target nasional program Indonesia Bersih Sampah 2025.
Program Indonesia Bersih Sampah 2025 menargetkan pengurangan sampah 30% dan penanganan sampah 70%. Inisiatif Junk Revolution sejalan dengan Peraturan Gubernur No. 102 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah di Kawasan.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen pengelola mal dalam menerapkan pemilahan sampah di berbagai area operasional. Area tersebut meliputi tenant, food court, dapur, area pengunjung, dan fasilitas pendukung.
Co-founder & CEO Jangjo, Joe Hansen, optimistis Junk Revolution akan mendorong perubahan signifikan dalam tata kelola sampah di Indonesia. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai keberhasilan.
Melalui kolaborasi dan teknologi, Junk Revolution diharapkan menjadi model pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan, sekaligus berkontribusi pada pencapaian target nasional dalam pengelolaan sampah.
Keberhasilan inisiatif ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola sampah secara terpadu dan berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama antara sektor swasta dan pemerintah sangat penting dalam mengatasi permasalahan lingkungan.