Xiaomi YU7, SUV listrik pertama perusahaan, baru saja diluncurkan secara global dengan harga mulai dari 253.500 RMB (sekitar Rp570 jutaan). Kehadirannya disambut antusias, namun sayang, sebuah insiden yang melibatkan sistem pengeremannya telah menimbulkan kekhawatiran.
Dalam uji coba di Sirkuit V1 Tianjin oleh Congchedi, Xiaomi YU7 Max mengalami overheat pada sistem rem. Insiden ini mengarah pada pertanyaan mendalam tentang desain dan ketahanan sistem pengereman pada mobil listrik berperforma tinggi.
Insiden Overheat Rem Xiaomi YU7 Max
Selama uji coba kecepatan tinggi, suhu rem depan Xiaomi YU7 Max melampaui 619°C. Hal ini mengakibatkan asap mengepul dari hub roda dan bahkan muncul api dari kaliper depan.
Untungnya, pengemudi dapat kembali ke pit dengan selamat dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Namun, insiden ini menjadi sorotan penting bagi keamanan dan performa sistem pengereman mobil listrik.
Tanggapan Xiaomi dan Analisis Penyebab
Xiaomi telah menanggapi insiden tersebut melalui sesi tanya jawab daring. Mereka mengkonfirmasi bahwa mobil berhenti tanpa melakukan pendinginan setelah pengujian kecepatan tinggi, menyebabkan penumpukan panas yang signifikan.
Menurut Xiaomi, api berasal dari bahan organik dalam bantalan rem low-metal. Bahan tersebut dapat menyala sebentar jika terkena suhu di atas 600°C.
Xiaomi menekankan bahwa meskipun terjadi kebakaran, sistem rem tetap berfungsi penuh tanpa kehilangan kinerja atau masalah keselamatan. Ini menjadi poin penting yang perlu dipertimbangkan.
Peran Teknologi Master Mode dan Pengereman Regeneratif
Salah satu poin krusial dalam insiden ini adalah ketidakaktifan fitur Master Mode pada YU7 Max. Fitur ini, yang termasuk Enhanced Energy Recovery, biasanya memberikan pengereman regeneratif hingga 0,2G dalam kondisi sirkuit tertentu.
Pengereman regeneratif membantu mengurangi beban pada sistem rem mekanis dan mengelola panas secara lebih efektif. Dengan tidak aktifnya fitur ini, seluruh beban pengereman jatuh pada sistem gesekan, meningkatkan risiko overheat.
Ketidakaktifan fitur ini menjadi fokus utama investigasi lebih lanjut. Apakah ada kendala teknis atau kesalahan penggunaan yang menyebabkan fitur ini tidak aktif saat pengujian?
Implikasi Insiden Terhadap Industri Mobil Listrik
Insiden ini mengangkat kekhawatiran tentang desain sistem pengereman pada kendaraan listrik berperforma tinggi. Sistem pengereman yang dirancang untuk penggunaan sehari-hari mungkin tidak cukup untuk menahan beban termal yang ekstrem selama penggunaan intensif seperti pengujian kecepatan tinggi.
Penelitian dan pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan sistem pengereman mobil listrik mampu menghadapi berbagai kondisi berkendara, termasuk penggunaan yang ekstrem.
Pabrikan mobil listrik perlu mempertimbangkan dan meningkatkan desain sistem pengereman agar mampu menahan beban termal yang tinggi dan mencegah insiden serupa terjadi di masa depan. Keamanan dan keandalan menjadi prioritas utama.
Kesimpulannya, insiden overheat rem pada Xiaomi YU7 Max menyoroti perlunya peningkatan desain dan pengujian sistem pengereman pada kendaraan listrik berperforma tinggi. Kejadian ini juga mempertanyakan peran teknologi pendukung seperti pengereman regeneratif dalam mengelola beban termal dan mencegah overheat pada kondisi ekstrim. Pengembangan teknologi yang lebih andal dan pengujian yang lebih komprehensif sangat penting untuk menjamin keamanan dan kepercayaan konsumen terhadap mobil listrik di masa mendatang.
									
													




