Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang mencengangkan, mencapai 34,6% pada kuartal pertama 2025, menjadi perbincangan nasional. Keberhasilan ini didorong oleh pesatnya hilirisasi nikel, komoditas unggulan daerah tersebut. Namun, di balik angka fantastis ini, Gubernur Sherly Tjoanda menghadapi dilema besar: bagaimana menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan keberlanjutan lingkungan dan diversifikasi sektor ekonomi.
Tantangan ini diungkapkannya dalam sebuah podcast bersama Helmy Yahya. Sherly mengungkapkan kebanggaannya sekaligus kekhawatirannya terhadap masa depan Maluku Utara.
Pertumbuhan Ekonomi yang Mengagumkan Berbasis Nikel
Sukses Maluku Utara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 34,6% memang patut diapresiasi. Prestasi ini merupakan hasil dari investasi besar-besaran di sektor hilirisasi nikel.
Namun, ketergantungan yang tinggi terhadap sektor ini menimbulkan kekhawatiran. Sektor pertambangan nikel berkontribusi hampir 50% terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Maluku Utara.
Dilema Keberlanjutan Lingkungan: Antara Pertumbuhan dan Pelestarian
Gubernur Sherly Tjoanda menyadari dampak lingkungan yang berpotensi muncul dari eksploitasi nikel yang masif. Ia menekankan pentingnya penerapan “good mining practice” untuk meminimalisir kerusakan lingkungan.
Penerapan praktik pertambangan yang baik merupakan kunci keberlanjutan. Tanpa pengelolaan yang bijak, pertumbuhan ekonomi saat ini berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang akan merugikan generasi mendatang.
Sherly menegaskan komitmennya untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Hal ini menjadi fokus utama dalam kepemimpinannya di Maluku Utara.
Diversifikasi Ekonomi: Mencari Pendapatan di Luar Sektor Tambang
Meskipun nikel menjadi tulang punggung ekonomi Maluku Utara, Gubernur Sherly Tjoanda melihat potensi besar di sektor lain. Ia mendorong diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.
Maluku Utara memiliki kekayaan alam yang melimpah di luar nikel. Potensi ini perlu digali dan dikembangkan untuk menciptakan perekonomian yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara berencana untuk menggenjot sektor pariwisata dan perikanan. Kedua sektor ini memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah.
Investasi pada infrastruktur pendukung juga akan menjadi fokus pemerintah. Hal ini untuk mempermudah akses dan mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi baru.
Upaya edukasi dan pelatihan bagi masyarakat lokal juga penting. Hal ini untuk meningkatkan kualitas SDM dan menyerap tenaga kerja di sektor ekonomi baru.
Keberhasilan Maluku Utara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi contoh yang inspiratif. Namun, keberlanjutan pembangunan memerlukan strategi yang terintegrasi, memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan diversifikasi sektor. Komitmen Gubernur Sherly Tjoanda dalam menyeimbangkan ketiga hal ini menjadi kunci keberhasilan jangka panjang pembangunan Maluku Utara. Suksesnya upaya ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungannya.
