Horor Lift Macet 99 Lantai Gedung Tertinggi Jakarta: Nyawa Taruhannya

Horor Lift Macet 99 Lantai Gedung Tertinggi Jakarta: Nyawa Taruhannya
Sumber: Kompas.com

Insiden lift macet di gedung pencakar langit Thamrin Nine, Jakarta Pusat, Sabtu (7/6/2025), meninggalkan trauma mendalam bagi para korban. Kejadian lift yang terhenti di lantai 99 tersebut menyita perhatian publik, terutama karena melibatkan sejumlah orang yang terjebak dalam waktu yang cukup lama.

Berbagai kesaksian korban mulai bermunculan, mengungkapkan pengalaman mencekam dan ketidakpuasan terhadap penanganan insiden oleh pihak pengelola gedung. Artikel ini akan merangkum detail kejadian, serta reaksi dan tuntutan dari para korban yang merasa keselamatan mereka diabaikan.

Pengalaman Mencekam di Lantai 99

Renti Amel, salah satu korban yang terjebak, mengungkapkan kepanikan yang dirasakannya bersama 14 orang lainnya, termasuk dua staf gedung. Lift tiba-tiba berhenti di lantai 99, pintunya hanya terbuka sedikit sebelum kembali tertutup. Mereka terkurung selama 42 menit tanpa ventilasi memadai.

Kegelapan dan hawa pengap membuat beberapa orang mulai panik. Renti menjelaskan betapa pentingnya menjaga ketenangan di situasi tersebut agar tidak memperburuk keadaan. Getaran tubuh dan rasa takut menjadi pengalaman tak terlupakan bagi mereka.

Setelah berhasil dievakuasi, Renti mengaku kecewa dengan respon pihak pengelola. Hanya air minum dan oksigen yang disediakan, tanpa permintaan maaf resmi atau komunikasi lebih lanjut. Lebih mengejutkan, lift-lift lain tetap beroperasi normal setelah insiden.

Minimnya Empati dan Tanggapan Pihak Pengelola

Ryan Goutama, seorang influencer yang juga menjadi korban, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap pengelola yang dinilai kurang empati. Ia dan rekan-rekannya yang datang untuk membantu promosi gedung, justru mengalami pengalaman buruk yang tak terduga.

Ryan menyoroti ketidakpedulian staf gedung yang tetap ramah menyapa pengunjung lain, sementara para korban masih terlihat pucat dan trauma setelah dievakuasi. Ia juga menyayangkan pernyataan manajemen yang menyatakan acara tersebut hanya untuk keluarga dan relasi internal.

Menurutnya, pernyataan tersebut merendahkan nilai nyawa para korban yang hadir dalam acara promosi tersebut. Ryan menekankan bahwa unggahannya di media sosial bukan untuk mencari sensasi, melainkan bentuk tanggung jawab moral agar kejadian serupa tidak terulang.

Tuntutan Perbaikan Sistem Keamanan

Baik Renti maupun Ryan, menyatakan insiden ini sebagai bukti betapa pentingnya sistem keamanan yang handal di gedung pencakar langit. Mereka berharap pengelola Thamrin Nine memperbaiki sistem lift dan memberikan perhatian lebih terhadap keselamatan pengunjung.

Informasi dari petugas keamanan yang turut terjebak mengungkapkan bahwa kejadian ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Para korban berharap agar kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi pihak pengelola untuk meningkatkan standar keamanan gedung.

Hingga saat ini, pihak manajemen Thamrin Nine belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Kejadian ini menjadi sorotan publik, mengungkapkan pentingnya prioritas keselamatan dan tanggung jawab pengelola gedung pencakar langit terhadap pengunjung.

Insiden lift macet di Thamrin Nine menyoroti pentingnya prioritas keselamatan di gedung-gedung tinggi. Kejadian ini diharapkan mendorong peningkatan standar keamanan dan perbaikan sistem manajemen krisis di gedung-gedung sejenis di masa mendatang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *