Amarah & Ego: Hancurkan Kesehatan Mentalmu? Pakar Ungkap Solusinya!

Amarah & Ego: Hancurkan Kesehatan Mentalmu? Pakar Ungkap Solusinya!
Sumber: Poskota.com

Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet, kembali menyoroti pentingnya keseimbangan antara kecerdasan dan kasih sayang dalam kehidupan manusia. Menurutnya, kecerdasan tanpa kasih sayang justru dapat menjadi sumber konflik global.

Kecerdasan Tanpa Kasih Sayang: Sumber Masalah Global

Dalam pernyataan terbaru yang dikutip dari kanal YouTube-nya, Dalai Lama menekankan bahaya kecerdasan yang tidak diimbangi dengan kasih sayang. Ia menyebutnya sebagai pemicu masalah seperti perang, kebencian, dan kecemasan.

Ia memberikan contoh nyata, perang sebagai fenomena unik manusia yang menyedihkan. Kemampuan otak manusia yang luar biasa, jika disandingkan dengan kemarahan dan kecemburuan, justru menciptakan masalah.

Pandangan ilmiah juga mendukung hal ini. Kemarahan dan kebencian dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

Sikap egois dan mementingkan diri sendiri, menurut Dalai Lama, membuat segala hal tampak sulit dan memicu ketakutan, kecemasan, hingga kemarahan.

Pendidikan Perdamaian Batin: Melebihi Doa dan Ritual

Dalai Lama menekankan pentingnya pendidikan yang mencakup pemahaman perdamaian batin. Ini bukan hanya soal doa, namun juga memahami emosi penyebab kekerasan.

Emosi seperti kemarahan, kecemburuan, kecemasan, dan ketakutan harus dipahami. Semua berakar pada ego, “aku” dan “saya”.

Hanya berdoa tidak cukup. Kecerdasan dibutuhkan untuk mengurangi intensitas emosi negatif ketika muncul.

Menumbuhkan karuna atau kasih sayang sangat penting untuk meredam kemarahan secara alami. Ini merupakan bagian penting dari pendidikan perdamaian batin.

Membangun “Kota Penyintas” Berbasis Cinta Universal

Dalai Lama menyerukan persatuan umat manusia sebagai satu komunitas. Kita harus membangun “kota penyintas” berdasarkan cinta universal.

Konflik harus ditinggalkan, dan saatnya membangun cinta kasih universal. Ini merupakan solusi untuk tantangan global saat ini.

Pesan Dalai Lama ini menggarisbawahi urgensi pengembangan kesadaran diri dan kemampuan mengelola emosi. Dengan keseimbangan kecerdasan dan kasih sayang, kita dapat membangun dunia yang lebih damai dan harmonis. Bukan hanya sekadar cita-cita, namun juga tanggung jawab bersama untuk masa depan umat manusia.

Pos terkait